Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah desa di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang sebagian besar keluarga menggunakan LPG lebih dari 3 kg untuk memasak adalah 25 desa pada tahun 2024. Data ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 30 desa, atau sebesar 16.67%. Penurunan ini melanjutkan tren fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2020 terjadi lonjakan signifikan dengan pertumbuhan 3400%, namun setelah itu terjadi penurunan di tahun 2021 dan 2024.
Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2024), yaitu sekitar 24 desa, kondisi tahun 2024 masih menunjukkan nilai yang sedikit lebih baik. Namun, jika dilihat dari pertumbuhan, tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir. Penurunan terendah selama periode ini terjadi pada tahun 2019, yaitu -97.06%. Sementara itu, kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2020, yaitu sebesar 3400%.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Andorra 2015 - 2024)
Secara ranking, pada tahun 2024, Kabupaten Sampang menduduki peringkat 110 di Pulau Jawa dalam hal jumlah desa yang sebagian besar keluarga menggunakan LPG lebih dari 3 kg untuk memasak. Peringkat ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2021, di mana Sampang berada di peringkat 105. Di tingkat nasional, Kabupaten Sampang berada di peringkat 410.
Anomali terlihat pada tahun 2020 dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. Hal ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan lonjakan tersebut. Jika dibandingkan dengan kondisi 3 tahun terakhir (2021-2024), terlihat adanya tren penurunan setelah lonjakan tersebut.
Nilai 25 desa pada tahun 2024 merupakan yang terendah kedua dalam lima tahun terakhir, setelah tahun 2019 yang hanya mencatatkan 1 desa. Hal ini mengindikasikan adanya tantangan dalam mempertahankan atau meningkatkan penggunaan LPG di kalangan keluarga di pedesaan Kabupaten Sampang.
Kota Pontianak
Kota Pontianak, Kalimantan, dengan nilai 25 desa, memiliki pertumbuhan 0%. Ranking di pulau Kalimantan adalah 52, sama dengan tahun sebelumnya. Di tingkat nasional, Pontianak juga menduduki peringkat 410. Nilai ini sama dengan Kabupaten Sampang, namun berbeda dalam hal tren pertumbuhan. Walaupun demikian, secara ranking di pulau Kalimantan masih di bawah Kabupaten Sorong. Kondisi pertumbuhan 0% mengindikasikan stabilitas dalam penggunaan LPG di Kota Pontianak.
(Baca: Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Tetap di Kalimantan Tengah | 2024)
Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong, Papua, menunjukkan nilai yang sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 25 desa, dengan pertumbuhan 0%. Kabupaten Sorong berada di peringkat 8 di Pulau Papua dan peringkat 410 secara nasional. Nilai yang stabil ini menunjukkan tidak ada perubahan signifikan dalam penggunaan LPG di wilayah ini. Kabupaten Sorong memiliki ranking lebih baik dibanding Kota Pontianak dan berada di atas Kota Singkawang. Kondisi ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketersediaan infrastruktur dan akses terhadap LPG.
Kota Singkawang
Kota Singkawang, Kalimantan, mencatatkan nilai 25 desa, sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pertumbuhannya 0%. Kota Singkawang memiliki ranking 52 di Pulau Kalimantan dan 410 secara nasional. Meskipun memiliki nilai yang sama dengan Kota Pontianak, posisi Singkawang dalam urutan ranking di Kalimantan menunjukkan dinamika yang berbeda. Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan jumlah desa atau keluarga di kedua kota tersebut.
Kota Tegal
Kota Tegal, Jawa, dengan nilai 25 desa, mengalami pertumbuhan 0%. Peringkatnya di Pulau Jawa adalah 110, dan secara nasional juga menduduki peringkat 410. Kota Tegal memiliki nilai yang sama dengan Sampang dan daerah lainnya. Kota Tegal berada di bawah Kabupaten Sampang. Pertumbuhan 0% ini menunjukkan kondisi yang stabil dalam penggunaan LPG di wilayah ini.
Kabupaten Biak Numfor
Kabupaten Biak Numfor, Papua, mencatatkan nilai 25 desa, dengan pertumbuhan 0%. Ranking di pulau Papua adalah 8, dan secara nasional berada di peringkat 410. Sama seperti Kabupaten Sorong, Biak Numfor menunjukkan tidak ada perubahan dalam penggunaan LPG. Nilai Biak Numfor masih sama dengan Kabupaten Sorong. Biak Numfor juga menunjukkan nilai yang stabil dari tahun ke tahun.
Kota Banjar
Kota Banjar, Jawa, juga memiliki nilai 25 desa dan pertumbuhan 0%. Peringkatnya di Pulau Jawa adalah 110, dan secara nasional sama dengan daerah lain, yaitu 410. Meskipun memiliki nilai yang sama dengan Kota Tegal, posisi Kota Banjar dalam urutan ranking di Jawa menunjukkan dinamika yang berbeda. Data ini juga memperlihatkan kesamaan nilai di berbagai wilayah.