Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk Aceh yang memiliki keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir mencapai 25,58 persen pada tahun 2024. Data historis menunjukkan fluktuasi selama dua dekade terakhir. Pada tahun 2024, terjadi penurunan sebesar 2,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 27,71 persen. Pertumbuhan ini juga menunjukkan penurunan sebesar 7,69 persen.
Secara historis, persentase keluhan kesehatan di Aceh mencapai titik tertinggi pada tahun 2008, yaitu 40,81 persen. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2011 dengan angka 31,18 persen. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), yaitu 28,73 persen, angka tahun 2024 lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024), yaitu 27,57 persen, persentase tahun 2024 sedikit lebih rendah.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Barat | 2005 - 2024)
Peringkat Aceh menurut pulau Sumatera adalah ke-7 dari 10 provinsi pada tahun 2024. Peringkat ini turun dibandingkan tahun sebelumnya yang berada pada posisi ke-5. Secara nasional, Aceh berada di peringkat ke-16. Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, peringkat tertinggi Aceh terjadi pada tahun 2022, yaitu peringkat ke-8 secara nasional.
Anomali terlihat pada tahun 2023, di mana terjadi kenaikan signifikan sebesar 7,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, kenaikan ini tidak bertahan lama karena pada tahun 2024 kembali terjadi penurunan.
Secara keseluruhan, persentase penduduk Aceh yang memiliki keluhan kesehatan menunjukkan fluktuasi dari tahun ke tahun. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, perlu diperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan masyarakat Aceh dalam jangka panjang.
Bengkulu
Bengkulu menempati peringkat ke-5 di Pulau Sumatera dengan persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan sebesar 28,27 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan tipis sebesar 0,46 persen. Pertumbuhan ini relatif kecil, yaitu 1,65 persen. Secara keseluruhan, angka ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan di Bengkulu perlu mendapat perhatian serius.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kota Sabang | 2024)
Kep. Riau
Kepulauan Riau mencatatkan persentase 26,26 persen, menduduki peringkat ke-6 di Pulau Sumatera. Terjadi penurunan signifikan sebesar 5,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menghasilkan pertumbuhan negatif sebesar 17,29 persen. Data ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam kondisi kesehatan masyarakat Kepulauan Riau dalam setahun terakhir.
Banten
Provinsi Banten, yang berada di Pulau Jawa, mencatatkan persentase penduduk dengan keluhan kesehatan sebesar 25,77 persen. Dengan angka ini, Banten menduduki peringkat ke-15 secara nasional. Terjadi penurunan sebesar 1,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menghasilkan pertumbuhan negatif sebesar 4,63 persen.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat memiliki persentase penduduk dengan keluhan kesehatan sebesar 24,37 persen. Terjadi penurunan sebesar 1,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menghasilkan pertumbuhan negatif sebesar 7,16 persen. Data ini menempatkan Kalimantan Barat pada urutan ke-17 secara nasional.
DKI Jakarta
DKI Jakarta menduduki peringkat ke-18 secara nasional dengan persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan sebesar 24,07 persen. Namun, terjadi peningkatan cukup signifikan sebesar 3,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini cukup tinggi, mencapai 14,89 persen, menunjukkan adanya peningkatan masalah kesehatan di ibukota.
Sumatera Utara
Sumatera Utara mencatatkan persentase penduduk dengan keluhan kesehatan sebesar 23,99 persen, menduduki peringkat ke-8 di Pulau Sumatera. Terjadi sedikit peningkatan sebesar 0,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan 1,01 persen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Sumatera Utara relatif stabil.