Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, skor dimensi kesehatan reproduksi perempuan Indonesia mengalami penurunan pada 2023.
Rincian komponennya, yakni perempuan usia 15–49 tahun melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) sebesar 0,258 poin pada 2023, turun dari 2022 yang sebesar 0,265 poin.
Sementara perempuan usia 15–49 tahun melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20) sebesar 0,126 poin pada 2023, turun dari 2022 yang sebesar 0,140 poin.
Tahun-tahun sebelumnya, dua dimensi tersebut pun cenderung menurun, seperti terlihat pada grafik. Namun MTF pernah naik tipis saat 2021-2022, dari 0,262 poin menjadi 0,265 poin.
"Perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa risiko potensial kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia telah berhasil diminimalkan," tulis BPS dalam berita resmi statistiknya yang dipublikasikan pada Senin (6/5/2024).
Dimensi kesehatan masuk dalam indikator penyusun Indeks Ketimpangan Gender (IKG) bersama dengan pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.
BPS juga melaporkan, skor IKG Indonesia mencapai 0,447 poin pada 2023.
Angka itu turun 0,012 poin dari 2022 yang sebesar 0,459 poin. Semakin rendah angkanya, maka ketimpangan gender terindikasi berkurang.
(Baca juga: Skor Indeks Ketimpangan Gender Indonesia Turun Sejak 2019)