Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jumlah Sentra Industri di Sumatera Selatan pada tahun 2024 sebanyak 285 Unit. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 42.89% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, jumlah sentra industri mencapai 499 Unit, sementara tahun 2020 sebanyak 486 Unit. Penurunan ini cukup signifikan jika dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2020-2021 dan 2024).
Kondisi ini juga kontras dengan tren 5 tahun terakhir. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan 3638.46%, namun kemudian mengalami fluktuasi yang cukup besar. Fluktuasi ini digambarkan dengan kenaikan tajam di tahun 2020, kemudian melambat di tahun 2021 (2.67%), dan akhirnya mengalami penurunan drastis di tahun 2024.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Budha di Lampung 2015-2024)
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sumatera, Sumatera Selatan menempati peringkat ke-2 pada tahun 2024. Peringkat ini naik dari tahun sebelumnya yang berada di posisi ke-3. Sementara secara nasional, Sumatera Selatan berada di peringkat ke-9. Peringkat ini menggambarkan bahwa kontribusi Sumatera Selatan terhadap jumlah sentra industri di Indonesia masih cukup signifikan, meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan mencapai 3638.46%. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan sebesar 42.89%. Anomali terjadi pada tahun 2020, di mana terjadi lonjakan yang sangat tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir, penurunan di tahun 2024 ini cukup mengkhawatirkan.
Data historis menunjukkan bahwa Jumlah Sentra Industri di Sumatera Selatan mengalami fluktuasi yang signifikan dalam 5 tahun terakhir. Tahun 2020 menjadi tahun dengan pertumbuhan tertinggi, namun diikuti dengan penurunan yang cukup besar di tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) perlu meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan penurunan ini, sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan sektor industri di Sumatera Selatan.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat menempati peringkat ke-6 secara nasional dengan jumlah sentra industri sebanyak 331 Unit. Provinsi ini mengalami penurunan sebesar 14.47%. Dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya, kinerja Nusa Tenggara Barat menunjukkan penurunan yang perlu diwaspadai. Posisi Nusa Tenggara Barat berada di peringkat kedua di pulau tersebut.
(Baca: Harga Beras Kualitas Bawah II di Pasar Tradisional Periode Juni 2024-2025)
DI Yogyakarta
Dengan jumlah sentra industri sebesar 323 Unit, DI Yogyakarta berada di peringkat ke-7 secara nasional dan menduduki posisi ke-4 di pulau Jawa. Provinsi ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 20.52%. Pertumbuhan ini menandakan perkembangan sektor industri yang cukup baik di DI Yogyakarta.
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati peringkat ke-8 secara nasional dengan jumlah sentra industri sebesar 298 Unit. Pulau Sumatera, memiliki penurunan signifikan dalam sektor industri. Penurunan pertumbuhan sektor industrinya mencapai 36.86%. Hal ini, menempatkan Sumatera Utara pada urutan pertama di pulau Sumatera.
Aceh
Aceh berada di peringkat ke-10 secara nasional dengan jumlah sentra industri sebesar 277 Unit. Provinsi ini mengalami penurunan sebesar 49.82%. Hal ini menunjukan penurunan sektor industri sangat signifikan. Provinsi Aceh ini, menempati urutan ketiga di pulau Sumatera.
Lampung
Lampung menempati peringkat ke-11 secara nasional dengan jumlah sentra industri sebesar 256 Unit. Dengan penurunan sebesar 50.86%, Lampung mengalami tantangan besar dalam mempertahankan pertumbuhan sektor industrinya. Provinsi ini, menempati urutan keempat di pulau Sumatera.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menduduki peringkat ke-12 secara nasional dengan jumlah sentra industri sebanyak 233 Unit, menjadi yang tertinggi di pulau Sulawesi. Provinsi ini mengalami penurunan sebesar 31.67%, yang mengindikasikan perlunya perhatian khusus untuk memulihkan dan mengembangkan sektor industri di wilayah tersebut.