Anak usia dini atau anak dalam masa golden age untuk belajar dan berkembang. Kesehatan dan pemberian makanan bergizi, terutama pada anak usia dini, menentukan kecepatan atau kelambatan siklus pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi dengan derajat kesehatan anak usia dini terendah secara nasional. Ini tecermin dari angka kesakitan (morbiditas) anak usia dini di provinsi tersebut yang mempunyai persentase paling tinggi di antara provinsi lainnya, yakni 27,39% pada 2021.
Angka kesakitan anak usia dini di NTB pun lebih besar dari angka kesakitan anak usia dini secara nasional. Tercatat angka kesakitan anak usia dini nasional sebesar 15,94%.
Provinsi dengan angka kesakitan anak usia dini tertinggi selanjutnya, yaitu Gorontalo sebesar 20,1%. Diikuti Aceh dengan angka kesakitan anak usia dini sebesar 19,77%, Jawa Timur 18,88%, dan Nusa Tenggara Timur 18,56%.
Angka kesakitan menunjukkan adanya keluhan kesehatan yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Pada umumnya, keluhan kesehatan yang mengindikasikan suatu penyakit, antara lain panas, sakit kepala, pilek, diare, asma, campak, dan sakit gigi.
Adapun, angka kesakitan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu wilayah. Semakin tinggi angka kesakitan, semakin rendah derajat kesehatan dari masyarakat tersebut.
(Baca: 11% Anak Usia Dini di Sultra Pernah Mendapat Pengasuhan Tidak Layak)