Tuberkulosis alias TBC merupakan salah satu penyakit menular mematikan di dunia. Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 385.295 kasus TBC yang ditemukan dan diobati di Indonesia sepanjang 2021.
Jumlah tersebut turun 2,04% dari tahun sebelumnya. Pada 2020, tercatat jumlah kasus TBC yang ditemukan dan diobati sebanyak 393.323 kasus.
Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kasus TBC memiliki tren yang fluktuatif. Pada 2011, misalnya, penyakit TBC yang ditemukan dan diobati sebanyak 321.308 kasus.
Kemudian, jumlahnya cenderung meningkat pada tiap tahun berikutnya hingga mencapai 570.289 kasus pada 2018. Kasus TBC baru mulai menurun pada 2019 menjadi 568.997 kasus. Lalu, angkanya kembali merosot pada 2020 dan 2021.
Meski demikian, Kemenkes memperkirakan jumlah riil dari kasus TBC di dalam negeri masih jauh lebih banyak dari yang ditemukan dan diobati tersebut. Maka dari itu, pemerintah terus mendorong upaya untuk melakukan skrining penyakit TBC secara masif, salah satunya yakni dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas
(Baca: Penderita Tuberkulosis Terbanyak dari Usia Produktif pada 2020)