Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah akomodasi hotel non-berbintang di DI Yogyakarta pada tahun 2024 sebanyak 1793 unit. Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Terjadi pertumbuhan sebesar 10.2% atau bertambah 166 unit dari tahun 2023. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yaitu 1577 unit, jumlah akomodasi tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang lebih baik.
Jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2019-2023), rata-rata jumlah akomodasi hotel non-berbintang adalah 1612.2 unit. Pertumbuhan tahun 2024 ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan 36.99% dan kenaikan terendah pada tahun 2023 dengan pertumbuhan 0.06%. Data historis menunjukkan kondisi yang fluktuatif, dengan kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun.
(Baca: Umur Harapan Hidup (AHH) di Jawa Timur | 2024)
Secara regional di Pulau Jawa, DI Yogyakarta menempati peringkat ke-4 dalam jumlah akomodasi hotel non-berbintang pada tahun 2024. Peringkat ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya dalam lima tahun terakhir. Secara nasional, DI Yogyakarta juga menempati peringkat ke-5. Nilai tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada pertumbuhan, posisi DI Yogyakarta dalam konteks yang lebih luas tidak mengalami perubahan signifikan.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2019, dengan penambahan 398 unit. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2016, 2017, dan 2018, di mana jumlah akomodasi tetap sama dari tahun ke tahun. Anomali ini terlihat pada tahun 2019, di mana terjadi lonjakan yang cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun sebelumnya, lonjakan ini di atas rata-rata.
Pola pertumbuhan akomodasi hotel non-berbintang di DI Yogyakarta cenderung fluktuatif. Setelah lonjakan pada tahun 2019, terjadi perlambatan pertumbuhan pada tahun 2020 dan 2021. Namun, terjadi peningkatan kembali pada tahun 2022 dan 2023, yang berlanjut hingga tahun 2024.
Jawa Timur
Jawa Timur menduduki peringkat pertama di Pulau Jawa dengan jumlah akomodasi hotel non-berbintang mencapai 3687 unit. Pertumbuhan sebesar 7.37% menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan dominasi Jawa Timur dalam sektor akomodasi non-berbintang di pulau Jawa. Posisi ini juga mengindikasikan bahwa Jawa Timur memiliki potensi yang besar dalam industri pariwisata, didukung oleh banyaknya akomodasi yang tersedia.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Jawa Timur 2015 - 2024)
Bali
Bali menempati peringkat kedua di Pulau Jawa (sebenarnya Nusa Tenggara dan Bali) dengan 3604 unit akomodasi hotel non-berbintang. Pertumbuhan sebesar 7.45% menunjukkan perkembangan positif. Sebagai destinasi wisata utama, Bali mempertahankan posisinya dengan baik. Jumlah ini menunjukkan bahwa Bali tetap menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman menginap yang beragam. Pertumbuhan ini juga menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Bali terus berkembang.
Jawa Barat
Jawa Barat memiliki 2505 unit akomodasi hotel non-berbintang, menempatkannya di peringkat ketiga di Pulau Jawa. Penurunan tipis turun 0.63% perlu diperhatikan. Sebagai provinsi dengan populasi besar, Jawa Barat memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan sektor pariwisata. Meski ada sedikit penurunan, Jawa Barat tetap menjadi salah satu provinsi penting dalam industri akomodasi non-berbintang di Indonesia.
Jawa Tengah
Dengan 1891 unit, Jawa Tengah berada di peringkat keempat. Pertumbuhan sebesar 13.92% menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sebagai daerah dengan warisan budaya yang kaya, Jawa Tengah menarik banyak wisatawan. Peningkatan jumlah akomodasi non-berbintang menunjukkan bahwa Jawa Tengah semakin mampu mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang beragam. Pertumbuhan ini juga mencerminkan potensi Jawa Tengah dalam mengembangkan sektor pariwisata.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta berada di posisi ke-5 dengan 1793 unit, mengalami pertumbuhan sebesar 10.2%. Sebagai pusat budaya dan pendidikan, Yogyakarta memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Meskipun berada di peringkat terakhir di Pulau Jawa, Yogyakarta menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Jumlah ini menunjukkan bahwa Yogyakarta terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas akomodasi non-berbintang. Pertumbuhan ini juga mencerminkan komitmen Yogyakarta dalam mengembangkan sektor pariwisata.