Belum seluruh warga Palestina mendapatkan akses air bersih, utamanya air minum, untuk kebutuhan sehari-harinya.
Data United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) menunjukkan, secara agregat hanya 59% rumah tangga Palestina yang memiliki akses air minum di tempat tinggalnya. Berdasarkan daerah, sebanyak 95,1% rumah tangga di Tepi Barat sudah memiliki akses air minum. Kondisi tersebut timpang di Jalur Gaza yang hanya 6,3% rumah tangganya bisa mengakses air minum.
Berdasarkan tipologi daerah, rumah tangga di perdesaan Palestina lebih banyak memiliki akses air minum, yakni 95,5% dari total rumah tangga perdesaan. Sementara perkotaan jauh lebih sedikit, yakni 54,4% dan rumah tangga di kamp atau tempat pengungsian hanya 34,4%.
Sementara berdasarkan kelompok ekonomi, hampir seluruh keluarga miskin di Palestina atau 91,1% rumah tangganya tidak dapat akses air minum. Kontras dengan keluarga kaya atau sebesar 3,2% sudah memiliki air minum.
UNICEF mengatakan, air minum yang aman, sanitasi, dan kebersihan (WASH) adalah aspek penting untuk kesehatan hingga kesejahteraan masyarakatnya.
"Akses yang tidak memadai terhadap WASH dapat menyebabkan berbagai macam penyakit termasuk kolera, diare dan disentri, serta mempunyai dampak negatif terhadap status gizi," tulis UNICEF dalam laporan Children in the State of Palestine.
Kini, akses air semakin sulit didapatkan warga Palestina setelah Israel menggempur dan memotong sumber air di wilayah tersebut pascaperang yang meletus lagi sejak 7 Oktober 2023.
"Gaza kehabisan air, dan Gaza kehabisan kehidupan," kata Kepala Badan PBB untuk Palestina Philippe Lazzarini, dikutip Detik.com dari AP News.
Detik.com mewartakan, Gaza biasanya memperoleh pasokan air dari berbagai sumber, termasuk pipa dari Israel, pabrik desalinasi di Laut Tengah, dan sumur-sumur.
Namun, pasokan air tersebut dipotong ketika Israel memblokade pasokan air, bahan bakar dan listrik yang menggerakkan pabrik air minum, dan instalasi pembuangan air limbah.
(Baca juga: 11 Hari Perang Israel-Palestina, 4.300 Korban Meninggal)