Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 2024 mencapai Rp 17,17 miliar. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 7,04% dibandingkan tahun 2023.
Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan kenaikan nilai sebesar Rp 1,13 miliar. Sebagai perbandingan, rata-rata pertumbuhan PDRB sektor ini dalam lima tahun terakhir (2020-2024) adalah 3,42%. Kondisi ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan ini juga lebih baik dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) yang tercatat 4,33%.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Kepulauan Sangihe Menurut Sektor pada 2024)
Secara historis, PDRB sektor ini di Tanjung Balai menunjukkan peningkatan setiap tahunnya sejak 2010. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021, dengan pertumbuhan hanya 0,27% atau sebesar Rp 40 juta. Ranking Tanjung Balai untuk sektor ini di Pulau Sumatera adalah 39, dan secara nasional berada di peringkat 202.
Jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera, pertumbuhan PDRB sektor ini di Tanjung Balai masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan data perbandingan, beberapa kabupaten/kota lain menunjukkan kinerja yang lebih baik. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat potensi yang belum sepenuhnya tergali di Tanjung Balai.
Berikut adalah perbandingan PDRB sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang di beberapa kabupaten/kota di Indonesia:
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo menempati ranking 199 secara nasional dan 93 di Pulau Jawa. Nilai PDRB tahun terakhir mencapai Rp 17,9 miliar, dengan pertumbuhan sebesar 12,23%. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih sebesar Rp 1,95 miliar. Kabupaten ini mampu melampaui rata-rata pertumbuhan tahunan dalam lima tahun terakhir.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kabupaten Indragiri Hilir pada 2024)
Kabupaten Tapanuli Selatan
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menduduki peringkat ke-200 di Indonesia dan ke-38 di Sumatera. Nilai PDRB sektor ini tercatat sebesar Rp 17,58 miliar, meningkat 10,84% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan selisih Rp 1,72 miliar, pertumbuhan di Tapanuli Selatan menunjukkan hasil yang positif dan stabil, melebihi rata-rata pertumbuhan sektor serupa di beberapa daerah lain di Sumatera.
Kabupaten Bulungan
Kabupaten Bulungan, Kalimantan, menduduki peringkat 201 secara nasional dan 29 di pulau Kalimantan. Nilai PDRB sektor ini mencapai Rp 17,35 miliar, tumbuh 7,83% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan selisih Rp 1,26 miliar, Bulungan menunjukkan kinerja yang cukup baik dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan untuk perkembangan sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang di wilayah tersebut.
Kota Tanjung Pinang
Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, menempati posisi 203 secara nasional dan 40 di Pulau Sumatera. Nilai PDRB sektor ini tercatat Rp 16,91 miliar, tumbuh tipis 2,18% dibandingkan tahun sebelumnya. Selisih sebesar Rp 360 juta menunjukkan pertumbuhan yang relatif rendah dibandingkan daerah lain. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan yang signifikan jika pengelolaan sektor ini dioptimalkan.
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menempati peringkat 204 di Indonesia dan 94 di Pulau Jawa. Nilai PDRB sektor ini adalah Rp 16,85 miliar, menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan selisih nilai sebesar Rp 190 juta, pertumbuhan di Pacitan tergolong rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat ruang untuk peningkatan dalam pengelolaan sektor terkait di kabupaten ini.