Angka Stunting Indonesia Terus Berkurang sampai 2024

Layanan konsumen & Kesehatan

Premium

Adi Ahdiat 27/05/2025 11:10 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan Kementerian Kesehatan, angka stunting pada balita Indonesia terus berkurang sampai 2024, meskipun masih cenderung tinggi.

Angka Prevalensi Stunting pada Anak Balita di Indonesia (2013-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Angka Stunting Indonesia Terus Berkurang sampai 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Angka Prevalensi Stunting pada Anak Balita di Indonesia (2013-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan seorang anak lebih rendah dari rata-rata anak seusianya.

Kondisi ini dapat terjadi akibat infeksi, kurangnya asupan gizi pada ibu selama masa kehamilan, atau kurangnya asupan gizi pada anak dalam masa pertumbuhan.

"Stunting menggambarkan defisiensi gizi kronis yang terjadi dalam periode kritis kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak," kata Kementerian Kesehatan dalam laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.

"Kondisi ini mampu menimbulkan gangguan perkembangan fisik dan kognitif yang bersifat permanen, serta berpotensi meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di masa dewasa," lanjutnya.

(Baca: Ini Status Gizi Balita di Indonesia pada 2024)

Adapun menurut survei Kementerian Kesehatan, angka stunting pada anak usia di bawah lima tahun (balita) secara nasional terus menurun.

Dari seluruh balita Indonesia yang disurvei, pada 2013 ada 37,2% yang mengalami stunting.

Kemudian angka prevalensinya berangsur turun hingga menjadi 19,8% pada 2024, seperti terlihat pada grafik.

"Di Indonesia, prevalensi stunting masih menunjukkan angka yang cukup tinggi meskipun mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir," kata Kementerian Kesehatan dalam laporan SSGI 2024.

"Diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat melakukan penyesuaian kebijakan secara tepat, prioritas wilayah dan sasaran yang membutuhkan intervensi lebih intensif, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas program-program pencegahan dan pengendalian stunting," lanjutnya.

(Baca: Enam Provinsi RI dengan Kasus Stunting Balita Terbanyak pada 2024)

Editor : Adi Ahdiat