Kesehatan mental acapkali menjadi topik yang jarang diungkapkan laki-laki, sebab stigma dan konstruksi sosial yang menutut gender tersebut agar selalu kuat dan tidak menunjukkan kerapuhannya.
Namun, temuan dari Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan arah yang cukup positif. Mayoritas responden laki-laki sudah menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental.
Sebanyak 96,1% responden laki-laki mengakui dirinya sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental, sama seperti memelihara kesehatan fisik. Dengan proporsi yang sama, laki-laki juga merasa memiliki kendali atas keputusan yang mempengaruhi hidupnya.
Selanjutnya, sebanyak 94,7% laki-laki merasa sudah mengenali tanda-tanda stres atau kelelahan mental pada diri sendiri. Lalu ada 94% responden yang merasa mampu mencari cara yang sehat untuk menenangkan diri saat merasa cemas atau tertekan.
Terakhir, sebanyak 92,6% responden juga merasa mampu menerima emosi negatif sebagai bagian dari proses alami.
Secara umum, ada 97,5% responden laki-laki yang memang mengetahui isu kesehatan mental, sedangkan perempuan sebanyak 97,1%.
Namun, minat mencari tahu tentang kesehatan mental dari laki-laki masih lebih rendah, yakni 97,2%, sedangkan perempuan sebesar 98,6%.
Survei ini melibatkan 1.212 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan rincian 928 responden perempuan dan 284 responden laki-laki.
Pengambilan data dilakukan pada 29 April—5 Mei 2025 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI) dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,81% dan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil survei lengkapnya tertuang dalam laporan Potret Selfcare Masyarakat Indonesia yang dapat diakses di tautan ini.
(Baca juga: Masalah Finansial Paling Mempengaruhi Kesehatan Mental Warga RI)