Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pertokoan di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, pada tahun 2024 sebanyak 9 unit. Data historis menunjukkan fluktuasi jumlah pertokoan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2014, jumlah pertokoan tercatat 28 unit, kemudian menurun drastis menjadi 3 unit pada tahun 2018. Selanjutnya, terjadi peningkatan menjadi 7 unit pada tahun 2019, lalu kembali turun menjadi 3 unit pada tahun 2020. Pada tahun 2021, terjadi lonjakan signifikan menjadi 15 unit sebelum akhirnya turun kembali menjadi 9 unit di tahun 2024. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 40%.
Rata-rata jumlah pertokoan selama tiga tahun terakhir (2019-2021) adalah sekitar 8.33 unit. Jumlah 9 unit pada tahun 2024 sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata tersebut. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2021), yaitu 7 unit, jumlah pertokoan di tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Kenaikan tertinggi dalam periode tersebut terjadi pada tahun 2021, dengan pertumbuhan mencapai 400%. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2018, dengan penurunan turun 89.29%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Bali 2015 - 2024)
Ranking Kabupaten Lanny Jaya menurut pulau pada tahun 2024 adalah 13. Ranking ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2021 yang berada di posisi 11. Secara nasional, Kabupaten Lanny Jaya berada di peringkat 358. Nilai pertumbuhan jumlah pertokoan ini masih perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perlu dicatat, data ini hanya mencerminkan jumlah pertokoan, bukan kualitas atau kontribusi ekonomi dari masing-masing pertokoan.
Berdasarkan data perbandingan, beberapa kabupaten/kota lain di berbagai pulau memiliki jumlah pertokoan yang sama, yaitu 9 unit. Di antaranya adalah Kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara dan Bali), Kabupaten Kepulauan Selayar (Sulawesi), Kota Kotamobagu (Sulawesi), Kabupaten Bangli (Nusa Tenggara dan Bali), Kota Sawahlunto (Sumatera), Kabupaten Klungkung (Nusa Tenggara dan Bali), Kabupaten Samosir (Sumatera), Kabupaten Yahukimo (Papua), Kabupaten Barito Selatan (Kalimantan), Kabupaten Seruyan (Kalimantan), Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kalimantan), Kota Sabang (Sumatera), dan Kabupaten Nduga (Papua). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pertokoan di Kabupaten Lanny Jaya sebanding dengan beberapa wilayah lain di Indonesia.
Kenaikan tertinggi jumlah pertokoan di Lanny Jaya terjadi pada tahun 2021, dengan pertumbuhan 400%. Namun, kenaikan ini tidak berkelanjutan dan diikuti penurunan signifikan pada tahun 2024. Anomalinya adalah fluktuasi yang cukup besar dari tahun ke tahun, yang menunjukkan ketidakstabilan dalam perkembangan sektor pertokoan di kabupaten ini. Dibandingkan dengan kondisi 5 tahun terakhir, fluktuasi ini cukup signifikan, dengan pertumbuhan yang sangat tinggi di satu tahun kemudian diikuti penurunan di tahun berikutnya.
Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan stabilitas jumlah pertokoan dengan angka 9 unit. Meskipun tidak mengalami pertumbuhan signifikan, posisinya relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Dengan ranking 21 di pulau Nusa Tenggara dan Bali, Kabupaten Manggarai menunjukkan konsistensi dalam jumlah pertokoan dibandingkan wilayah lain di pulau tersebut. Penurunan 35.71% menunjukkan tantangan dalam pengembangan sektor pertokoan di wilayah ini, namun stabilnya nilai akhir menunjukkan potensi yang belum sepenuhnya tergali.
(Baca: Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Tanah Periode 2019-2024)
Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menduduki peringkat 33 di pulau Sulawesi dengan jumlah pertokoan 9 unit. Meskipun tidak ada pertumbuhan, stabilitas ini menunjukkan potensi yang belum dimaksimalkan. Dengan penurunan 40%, Kepulauan Selayar perlu strategi inovatif untuk mendorong pertumbuhan sektor ini. Stabilitas jumlah pertokoan mencerminkan potensi pasar yang belum sepenuhnya termanfaatkan dan perlu upaya lebih lanjut untuk mendorong perkembangan ekonomi lokal melalui sektor pertokoan.
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, memiliki jumlah pertokoan yang sama dengan Kepulauan Selayar, yaitu 9 unit. Peningkatan 50% menunjukkan dinamika positif, meski peringkatnya sama dengan Kepulauan Selayar. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Kotamobagu mampu mempertahankan jumlah pertokoan dengan baik dan memiliki potensi untuk terus berkembang. Fokus pada peningkatan infrastruktur dan dukungan terhadap UMKM lokal dapat menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan sektor pertokoan di wilayah ini.
Kabupaten Bangli
Kabupaten Bangli, Bali, dengan 9 unit pertokoan, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Meskipun terjadi penurunan 25% pada tahun terakhir, peringkat 21 di pulau Bali menunjukkan bahwa wilayah ini tetap memiliki daya saing di sektor pertokoan. Stabilitas jumlah pertokoan mencerminkan potensi pasar yang belum sepenuhnya termanfaatkan dan perlu upaya lebih lanjut untuk mendorong perkembangan ekonomi lokal melalui sektor pertokoan.
Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, memiliki jumlah pertokoan yang sama dengan wilayah lain yang telah disebutkan, yaitu 9 unit. Pertumbuhan 28.57% menunjukkan bahwa kota ini memiliki potensi untuk mengembangkan sektor pertokoan. Dengan peringkat 128 di pulau Sumatera, Sawahlunto perlu strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan daya saingnya. Fokus pada pengembangan produk lokal dan peningkatan kualitas layanan dapat menjadi kunci untuk menarik lebih banyak konsumen dan mendorong pertumbuhan sektor pertokoan.