Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Angkutan Laut di Sumatera Selatan pada tahun 2024 sebesar Rp 443,71 miliar. Nilai ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 444,48 miliar, atau mengalami penurunan turun 0,17%. Meskipun demikian, secara umum, PDRB ADHB sektor ini menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2010 hingga 2023.
Jika dibandingkan dengan rata-rata PDRB ADHB Angkutan Laut dalam 3 tahun terakhir (2022-2024) yaitu Rp 440,5 miliar, nilai pada tahun 2024 sedikit lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yaitu Rp 424,1 miliar, pertumbuhan pada tahun 2024 lebih baik. Pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2014 sebesar 18,72%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan -0,17%.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Transportasi dan Pergudangan Periode 2013-2024)
Secara peringkat di Pulau Sumatera, Sumatera Selatan berada di peringkat ke-9 dari 10 provinsi. Untuk peringkat secara nasional, Sumatera Selatan menempati posisi ke-22. Peningkatan tertinggi PDRB ADHB Angkutan Laut di Sumatera Selatan terjadi pada tahun 2014 dengan kenaikan sebesar Rp 44 miliar, sedangkan penurunan terjadi pada tahun 2024 sebesar Rp -0,77 miliar.
Terlihat adanya fluktuasi pertumbuhan PDRB ADHB Angkutan Laut di Sumatera Selatan. Periode 2010-2019 menunjukkan peningkatan yang konsisten, kemudian melambat pada 2020-2021, kembali meningkat pada 2022-2023, dan sedikit menurun pada 2024. Anomali terlihat pada tahun 2020 dan 2021, di mana pertumbuhan melambat, kemungkinan disebabkan oleh faktor eksternal seperti pandemi Covid-19 yang berdampak pada aktivitas ekonomi.
Secara keseluruhan, PDRB ADHB Angkutan Laut Sumatera Selatan menunjukkan potensi yang cukup baik, meskipun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2024. Pemerintah daerah dan pihak terkait perlu terus berupaya meningkatkan sektor ini melalui berbagai kebijakan dan program yang mendukung pengembangan angkutan laut di Sumatera Selatan.
Maluku
Maluku memimpin di antara provinsi-provinsi di pulau lain dengan nilai PDRB ADHB Angkutan Laut sebesar Rp 631,69 miliar dan menduduki peringkat 1 di pulau Maluku. Meskipun demikian, pertumbuhan sebesar 3,17% menunjukkan bahwa wilayah ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan seperti beberapa wilayah lainnya.
(Baca: Produksi Jeruk Siam Periode 2013-2023)
Sumatera Barat
Dengan nilai Rp 598,13 miliar, Sumatera Barat berada di urutan ke-8 di pulau Sumatera. Pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 15,81% menempatkan provinsi ini sebagai salah satu wilayah dengan peningkatan PDRB ADHB Angkutan Laut yang signifikan.
Maluku Utara
Maluku Utara berada di urutan kedua di pulau Maluku dengan nilai PDRB ADHB Angkutan Laut sebesar Rp 588,61 miliar. Pertumbuhan 11,18% menunjukkan bahwa sektor angkutan laut di wilayah ini berkembang cukup baik.
Jawa Barat
Jawa Barat mencatatkan nilai Rp 412,92 miliar dengan pertumbuhan yang tinggi mencapai 20,53%. Walaupun berada di peringkat 4 di Pulau Jawa, peningkatan ini menunjukkan potensi besar sektor angkutan laut di provinsi ini.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur mencatatkan nilai PDRB ADHB Angkutan Laut sebesar Rp 358,12 miliar dan menempati urutan pertama di pulau Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan 21,79% menandakan perkembangan yang signifikan di sektor ini.
Nusa Tenggara Barat
Dengan nilai Rp 325,15 miliar, Nusa Tenggara Barat berada di urutan kedua di pulau Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 0,37% relatif kecil dibandingkan provinsi lain, menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mengembangkan sektor angkutan laut.