Masalah kekurangan gizi masih menjadi salah satu isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia. Padahal, memperbaiki gizi menjadi target penting dari Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang merupakan kesepakatan pembangunan global.
Masalah kekurangan gizi ini juga bukan hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga memicu tantangan bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) nasional, mengingat dampak jangka panjang masalah gizi akan berpengaruh buruk pada kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah desa/kelurahan di Tanah Air yang penduduknya menderita kekurangan gizi mencapai 12.183 desa.
Dari jumlah tersebut, Nusa Tenggara Timur mempunyai desa/kelurahan terbanyak yang penduduknya menderita kekurangan gizi, yaitu sebanyak 1.671 desa. Disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan masing-masing 1.418 desa dan 1.361 desa.
Beberapa faktor penyebab masalah gizi di Indonesia, antara lain konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi, penyakit infeksi, dan tingkat kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi.
(Baca Selengkapnya: Prevalensi Stunting Balita Indonesia Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara)