Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO di Kabupaten Sarolangun, Jambi pada tahun 2024 sebanyak 5 desa.
Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 96.32% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 136 desa. Kondisi ini berbeda jauh jika dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya (2019-2021) yaitu 86 desa, yang mana pada tahun 2024 jumlah desa yang terlayani jaringan 3G jauh di bawah rata-rata tiga tahun terakhir.
(Baca: PDRB ADHB per Kapita Kabupaten Ogan Komering Ulu Rp.53,43 Juta Data per 2024)
Dalam lima tahun terakhir, jumlah desa dengan sinyal 3G di Sarolangun mengalami fluktuasi. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan 96.32%. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan 227.5%.
Secara ranking di Pulau Sumatera, Kabupaten Sarolangun berada di peringkat 92 pada tahun 2024. Secara nasional, Sarolangun juga berada di peringkat 260. Hal ini menunjukkan posisi yang kurang baik dibandingkan kabupaten lain di Sumatera dan di seluruh Indonesia.
Dibandingkan dengan data historis selama lima tahun terakhir, terlihat bahwa kondisi tahun 2024 menjadi anomali. Terjadi penurunan drastis yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan jauh di bawah rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun terakhir.
Kabupaten Kepulauan Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti menempati peringkat 260 secara nasional dan 92 di Pulau Sumatera, dengan hanya 5 desa yang memiliki jaringan sinyal 3G. Hal ini menandakan bahwa 94.57% desa di wilayah ini belum terjangkau jaringan 3G. Kabupaten Kepulauan Meranti mencatatkan penurunan yang cukup besar. Dibandingkan tahun sebelumnya, persentase penurunannya mencapai 94.57%. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar dalam pemerataan akses internet di wilayah kepulauan ini.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Palembang | 2004 - 2024)
Kabupaten Ogan Ilir
Dengan nilai yang sama, yaitu 5 desa yang terlayani jaringan 3G, Kabupaten Ogan Ilir juga menempati peringkat yang sama dengan Kepulauan Meranti. Angka ini menunjukkan bahwa 97.91% wilayah di Ogan Ilir belum terjangkau sinyal 3G. Kabupaten ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menyoroti perlunya intervensi lebih lanjut untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi di Ogan Ilir. Penurunan ini juga mengindikasikan bahwa tantangan infrastruktur dan geografis menjadi kendala utama dalam perluasan jaringan internet di Ogan Ilir.
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir juga memiliki jumlah desa dengan jaringan 3G yang sama dengan dua kabupaten sebelumnya, yakni 5 desa. Persentase ini menggambarkan bahwa 94.57% wilayah Penukal Abab Lematang Ilir belum terjangkau jaringan 3G. Penurunan yang dialami sebesar 94.57%. Kondisi ini menandakan bahwa upaya peningkatan infrastruktur telekomunikasi di wilayah ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemerintah daerah dan pusat perlu berkolaborasi untuk mengatasi tantangan geografis dan investasi yang menghambat pemerataan akses internet di Penukal Abab Lematang Ilir.
Kabupaten Lombok Timur
Berbeda dengan kabupaten-kabupaten sebelumnya di Sumatera, Kabupaten Lombok Timur berada di Pulau Nusa Tenggara dan Bali. Dengan 5 desa yang memiliki jaringan 3G, sama dengan wilayah lainnya, Lombok Timur menempati peringkat ke-22 di pulau tersebut dan peringkat 260 secara nasional. Penurunan yang dialami Kabupaten Lombok Timur juga cukup besar, mencapai 98.03%. Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan infrastruktur telekomunikasi di wilayah ini perlu mendapatkan perhatian serius. Terutama mengingat potensi pariwisata Lombok Timur yang dapat ditingkatkan dengan akses internet yang lebih baik.
Kabupaten Tulang Bawang Barat
Kabupaten Tulang Bawang Barat juga mencatatkan angka yang sama, yaitu 5 desa yang memiliki jaringan 3G. Persentase ini berarti 95.15% wilayah Tulang Bawang Barat belum terjangkau jaringan 3G. Mengalami penurunan yang signifikan, yaitu 95.15%. Hal ini menandakan bahwa upaya peningkatan infrastruktur telekomunikasi di wilayah ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemerintah daerah dan pusat perlu berkolaborasi untuk mengatasi tantangan geografis dan investasi yang menghambat pemerataan akses internet di Tulang Bawang Barat.