Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi di Banten pada tahun 2024 sebesar 298.835,05 Hektar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,97% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 311.199,73 Hektar. Penurunan ini juga terlihat jika dibandingkan dengan rata-rata luas panen padi Banten dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) yang sebesar 315.758,06 Hektar.
Jika melihat data lima tahun terakhir (2020-2024), luas panen padi di Banten cenderung fluktuatif. Pada tahun 2020, luas panen mencapai 303.731,8 Hektar, kemudian naik menjadi 325.333,24 Hektar pada tahun 2021, lalu sedikit menurun menjadi 318.248,46 Hektar pada tahun 2022, dan kembali meningkat pada tahun 2023. Penurunan yang terjadi pada tahun 2024 mengindikasikan adanya tantangan dalam produksi padi di Banten.
Secara historis, kenaikan tertinggi luas panen padi di Banten terjadi pada tahun 2017 dengan pertumbuhan 7,7% mencapai 416.452 Hektar. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2019, dimana luas panen anjlok 20,18% menjadi 344.836,06 Hektar. Penurunan pada tahun 2024 ini tidak separah penurunan pada tahun 2019, namun tetap menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi ketahanan pangan daerah.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Banten menempati peringkat ke-4 dalam hal luas panen padi pada tahun 2024. Secara nasional, Banten berada di peringkat ke-9. Provinsi dengan luas panen padi tertinggi di Pulau Jawa adalah Jawa Timur.
Berikut adalah perbandingan luas panen padi Banten dengan beberapa provinsi lain berdasarkan data BPS:
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menempati urutan ke-6 secara nasional dengan luas panen padi mencapai 521.251,99 Hektar. Pertumbuhan luas panen padi di Sumatera Selatan sebesar 3,39%, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan Banten, mencerminkan potensi pertanian yang lebih besar di Sumatera Selatan. Rata-rata luas panen padi di wilayah tersebut menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir.
Sumatera Utara
Sumatera Utara berada di peringkat ke-7 nasional dengan luas panen padi sebesar 419.089,12 Hektar. Pertumbuhan sebesar 3,2% menunjukkan adanya peningkatan yang stabil dalam produksi padi di wilayah ini. Meskipun tidak setinggi Sumatera Selatan, Sumatera Utara tetap menjadi salah satu kontributor utama produksi padi di Pulau Sumatera. Rata-rata pertumbuhan luas panen padi di wilayah ini tergolong konsisten.
Aceh
Aceh menempati urutan ke-8 secara nasional dengan luas panen padi mencapai 301.081,97 Hektar. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 18,4% menunjukkan peningkatan yang sangat baik dalam produksi padi di wilayah ini. Angka ini menunjukkan potensi besar sektor pertanian di Aceh. Rata-rata pertumbuhan luas panen padi di Aceh menunjukkan kinerja yang sangat baik dibandingkan wilayah lain.
Sumatera Barat
Sumatera Barat berada di peringkat ke-10 nasional dengan luas panen padi sebesar 296.215,93 Hektar. Meskipun mengalami penurunan turun 1,45%, Sumatera Barat tetap menjadi salah satu daerah penghasil padi yang penting di Pulau Sumatera. Rata-rata luas panen padi di wilayah ini menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga stabilitas produksi. Penurunan tersebut juga bisa menjadi perhatian bagi pemerintah setempat.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat menduduki peringkat ke-11 secara nasional dengan luas panen padi sebesar 280.026,66 Hektar. Penurunan turun 2,6% menunjukkan adanya penurunan produksi padi di wilayah ini. Sebagai daerah yang bergantung pada sektor pertanian, penurunan ini perlu mendapat perhatian khusus.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat berada di peringkat ke-12 nasional dengan luas panen padi sebesar 255.109,12 Hektar. Pertumbuhan sebesar 13,85% menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dalam produksi padi di wilayah ini. Peningkatan ini memberikan harapan untuk peningkatan ketahanan pangan di Kalimantan Barat. Rata-rata pertumbuhan luas panen padi di wilayah ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan.