Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase rumah tangga di Bengkulu yang memiliki akses terhadap sanitasi tak layak mencapai 52,67% pada 2020. Jumlah itu turun 4,07% dibandingkan pada 2019 yang sebesar 54,91%.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak terhadap jumlah rumah tangga, dinyatakan dalam persen (%). Fasilitas sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu fasilitas tersebut digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu, dilengkapi dengan kloset jenis leher angsa, serta tempat pembuangan akhir tinja berupa tangki septik atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Secara rinci, rumah tangga Bengkulu yang memiliki akses terhadap sanitasi tak layak di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan pada 2020. Sebanyak 69,24% rumah tangga di daerah perdesaan memiliki akses terhadap sanitasi tak layak, jumlahya turun 2,25% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 70,84%.
Sementara, rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi tak layak di daerah perkotaan sebanyak 19,10%. Jumlah itupun turun 15,1% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 22,51%.
Berdasarkan wilayahnya, Kabupaten Kepahiang memiliki rumah tangga dengan akses terhadap sanitasi tak layak terbanyak, yakni menacapai 82,26%. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Lebong. Rumah tangga di wilayah tersebut yang memiliki akses terhadap sanitasi tak layak sebanyak 77,10%.
Adapun, wilayah dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi tak layak paling sedikit, yaitu Kota Bengkulu dengan persentase 4,29%. Setelahnya, ada Kabupaten Kaur sebanyak 46,01%.
(Baca: Ada 29% Sekolah Tak Memiliki Layanan Sanitasi pada 2020)