Menurut laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi asma berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua usia di Indonesia mencapai 1,6% pada 2023.
Artinya, ada sekitar 1 dari 100 penduduk Indonesia yang divonis mengalami asma oleh dokter.
Berdasarkan provinsi, D.I Yogyakarta mengantongi prevalensi asma tertinggi, yakni mencapai 3,5%. Disusul Jawa Barat dan Kaimantan Timur dengan persentase yang sama, yakni 2,4%.
Sementara provinsi dengan prevalensi asma terendah adalah Sumatera Utara dengan angka 0,5%. Posisinya diikuti Papua Pegunungan dan Jambi yang masing-masing 0,7% dan 0,8%.
Berikut daftar 10 provinsi dengan prevalensi asma tertinggi nasional pada 2023:
- DI Yogyakarta: 3,5%
- Jawa Barat: 2,4%
- Kalimantan Timur: 2,4%
- Nusa Tenggara Barat: 2,3%
- Papua Selatan: 2,3%
- Sulawesi Tengah: 2,1%
- Bali: 2%
- DKI Jakarta: 1,9%
- Banten: 1,9%
- Kalimantan Utara: 1,8%
Melansir dari laman Kemenkes, asma merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan sesak.
Selain membuat penderitanya sulit bernapas, asma juga menimbulkan gejala lainnya seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Oleh karena itu, para pengidap asma lebih sensitif dibandingkan orang tanpa asma.
(Baca: Aparatur Negara Paling Banyak Terkena Penyakit Jantung pada 2023)