Bank Indonesia (BI) melaporkan, kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada 2024. Ini terlihat dari survei yang digelar BI pada Februari 2024 yang berjudul Survei Perimintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan.
Secara total, berdasarkan metode saldo bersih tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi menjadi 11,1% pada Februari 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan Januari 2024 yang sebesar 6,5%.
Berdasarkan lapangan usahanya, SBT pertanian tercatat paling besar, yakni 5,6% pada Februari 2024, naik dari Januari 2024 yang sebesar 5,6%.
Lapangan usaha kedua ada informasi dan komunikasi, yang sebesar 0,6% pada Februari 2024, naik dari sebelumnya -0,5% pada Januari 2024.
Selanjutnya ada real estat yang sebesar 0,6% per Februari 2024, naik dari Januari 2024 yang sebesar -0,3%.
Alasan terbesar dari peningkatan kebutuhan pembiayaan adalah untuk mendukung aktivitas operasional, dipilih oleh 84,9% responden pada Februari 2024. Selanjutnya untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo (29%); mendukung aktivitas investasi (20,4%); mendukung pemulihan domestik (11,8%); dan lainnya (6,5%).
BI menjelaskan, survei penawaran dan permintaan pembiayaan perbankan dilaksanakan secara bulanan sejak Agustus 2020. Survei dilakukan dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat dampak pandemi Covid-19.
Adapun tujuan survei ini yaitu untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan pembiayaan (sisi permintaan) maupun penyalurannya (sisi penawaran).
Survei dilakukan kepada korporasi dan rumah tangga dari sisi permintaan dan perbankan dari sisi penawaran dengan cakupan nasional. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengolahan data saldo bersih tertimbang (SBT), yakni jawaban responden dikalikan dengan bobot kreditnya (total 100%), selanjutnya dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun.
(Baca juga: Sumber Utama Pembiayaan Korporasi Lebih Banyak dari Dana Sendiri)