Kebutuhan uang tunai masyarakat memasuki bulan puasa atau Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri selalu meningkat dibandingkan bulan-bulan biasa.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari di bulan puasa, penarikan uang tunai masyarakat juga meningkat untuk kebutuhan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), liburan, serta meningkatnya mobilitas masyarakat dengan adanya tradisi mudik atau pulang kampung, dan berbagi 'angpau' Lebaran.
Untuk itu, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan dana Rp 195 triliun dalam upaya mencukupi kebutuhan uang tunai masyarakat pada Ramadan dan Lebaran 2023. Jumlah tersebut meningkat 8,22% dibanding tahun sebelumnya.
Pada Ramadan dan Lebaran sebelum mewabahnya Covid-19 (April–Mei 2019), penarikan uang tunai masyarakat mencapai Rp267,24 triliun. Dengan rincian, penarikan uang tunai pada April senilai Rp74,86 triliun dan Mei 2019 Rp192,39 triliun. Penarikan uang tunai masyarakat pada Mei ini merupakan yang terbesar dalam sedekade terakhir seperti terlihat pada grafik.
Kemudian, penarikan uang tunai pada Ramadan dan Idulfitri 2020 turun menjadi hanya Rp152,4 triliun seiring diperketatnya kegiatan bersosial di masyarakat akibat merebaknya virus Covid-19. Dengan rincian, pada April 2020 senilai Rp57,39 triliun dan Rp95,01 triliun pada Mei.
Pada Ramadan dan Idulfitri 2021, penarikan uang tunai masyarakat meningkat menjadi Rp197,17 triliun. Detilnya, pada April mencapai Rp102,76 triliun dan Mei senilai Rp94,4 triliun.
Dilonggarkannya kegiatan bersosial di masyarakat memicu peningkatan penarikan uang tunai masyarakat pada puasa dan Lebaran 2022, yakni mencapai Rp224,12 triliun. Rinciannya, pada Maret senilai Rp53,23 triliun dan April mencapai Rp170 triliun.
(Baca: BI Siapkan Uang Tunai Rp195 Triliun untuk Penukaran Uang Lebaran 2023)