Di tengah tren kenaikan suku bunga dunia, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) dan Bank Sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) masih mempertahankan kebijakan suku bunga negatif atau di bawah nol persen.
Beberapa bank sentral di kawasan Eropa lainnya juga sempat melakukan kebijakan suku bunga negatif guna memacu pertumbuhan ekonomi. Namun, pascainvasi Rusia ke Ukraina yang berdampak terhadap melambungnya harga komoditas energi, terutama minyak mentah dunia, bank sentral dunia kini seolah berlomba menaikkan suku bunga guna meredam inflasi.
Berdasarkan data Tradingeconomics, suku bunga acuan Bank Sentral Jepang berada di level -0,1% pada Juli 2022. Kebijakan suku bunga negatif ini telah berlangsung sejak 2016 dengan tujuan untuk memicu pertumbuhan ekonomi domestik.
Berikut ini kondisi ekonomi makro Jepang (per Juli 2022):
- Suku Bunga: -0,1%
- Inflasi: 2,6%
- Pertumbuhan Ekonomi: 0,2%
Adapun suku bunga acuan Bank Sentral Swiss berada di level -0,25% pada Juni 2022. Angka ini naik 50 basis points (bps) dari posisi -0,75% pada Maret 2022. SNB menerapkan kebijakan suku bunga negatif sejak 2016.
Berikut ini kondisi ekonomi makro Swiss (per Juni 2022):
- Suku Bunga: -0,25%
- Inflasi: 3,4%
- Pertumbuhan Ekonomi: 4,4%
Sementara Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis points (bps) menjadi 3,75%. Demikian pula bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuanan sebesar 75 bps menjadi di kisaran 2,25-2,5% pada bulan lalu.
(Baca: Ini Suku Bunga Acuan di 10 Negara, Mana Paling Menarik?)