Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, nilai total pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dari bank umum untuk pihak ketiga atau masyarakat terus naik sepanjang 2023 hingga awal 2024.
Data terakhir pada Februari 2024, nilai pembiayaan KPR menyentuh Rp668,3 triliun. Nilai kredit tersebut lebih tinggi 0,64% secara bulanan (month-on-month/mom) dari Januari 2024 yang sebesar Rp664,03 triliun.
Nilai kredit Februari 2024 pun meroket 13% dari periode tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp591,38 triliun pada Februari 2023.
Seiring kenaikan kucuran pinjaman, jumlah kredit macet atau bermasalahnya (non-performing loan/NPL) pun meningkat. Nilai NPL mencapai Rp16,65 triliun pada Februari 2024.
Kredit macet Februari pun lebih tinggi 1,82% (mom) yang sebesar Rp16,35 triliun pada Januari 2024. Bahkan kredit macet Februari 2024 pun melejit 25,8% (yoy) dari sebelumnya Rp13,22 triliun pada Februari 2023.
Jika dilihat selama setahun terakhir, tren kredit untuk KPR konsisten meningkat. Dari kisaran Rp590 triliun menjadi Rp668 triliun. Peningkatan paling tajam setahun terakhir terjadi pada Juli-Agustus 2023, naik hampir Rp20 triliun.
Sebagai catatan, angka ini merupakan pembiayaan KPR dari bank umum kepada perorangan (non-bank/non-lapangan usaha). Angka ini belum termasuk kredit untuk pemilikan apartemen dan ruko/rukan.
(Baca juga: Daftar Suku Bunga Dasar Kredit KPR 10 Bank Besar di Indonesia 2024)