PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu meraih laba bersih Rp 31,07 triliun (konsolidasi) sepanjang 2021. Raihan tersebut melonjak 66,5% dibanding tahun sebelumnya hanya Rp 18,65 triliun.
Namun, raihan tersebut masih lebih rendah dibanding sebelum terjadi pandemi Covid-19. Pertumbuhan laba bank yang memiliki kode perdagangan BBRI tersebut ditopang naiknya kredit dan dana pihak ketiga, serta tumbuhnya biaya bunga yang signifikan. Kredit Bank BRI tumbuh 7,16%, di atas pertumbuhan industri yang hanya sebesar 5,24% pada tahun lalu.
Pendapatan bunga Bank BRI tumbuh 5,71% menjadi Rp 143,52 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 135,76 triliun. Sedangkan, beban bunganya justru turun 30,23% menjadi Rp 29,43 triliun pada tahun lalu dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp 42,18 triliun.
Aset Bank BRI tumbuh 4,23% menjadi Rp 1,68 kuadriliun (konsolidasi) sepanjang 2021 dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,61 kuadriliun. Dengan rincian, total kewajiban tumbuh 0,41% menjadi Rp 1,39 kuadriliun dan total ekuitas juta meningkat 27,16% menjadi Rp 291,79 triliun pada 2021 dari tahun sebelumnya.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) bank milik pemerintah tersebut meningkat menjadi 25,28% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya hanya 20,61%. Rasio utang bermasalah (NonPerforming Loans/NPL) bersih turun menjadi 0,7% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,8%. Namun, NPL kotornya meningkat menjadi 3,08% dari sebelumnya hanya 2,94%.
(Baca: Melonjak 66,84%, Laba Bank Mandiri Catat Rekor Tertinggi pada 2021)