PT Bank BCA Tbk pada 1998 pernah mencatat kerugian yang sangat besar, yaitu lebih dari Rp 28 triliun akibat krisis finansial yang melanda Indonesia dan negara kawasan Asia lainnya. Namun, setelah itu Bank BCA selalu mencetak laba sejak 1999 hingga 2016.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan Bank BCA per Desember 2016 (unaudit), bank dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia ini meraup laba bersih Rp 19,83 triliun yang berarti tumbuh 10 persen dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya.
Bank BCA sebelumnya dimiliki keluarga Sudono Salim (liem Sioe Liong) dan berdiri sejak 21 Februari 1957. Namun, karena terjadi krisis 1997-1998 Bank BCA terpaksa meminta bantuan pemerintah dan dimasukkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kemudian pada 2002, BPPN melakukan divestasi Bank BCA dengan melepas 51 persen melalui lelang yang dimenangkan oleh Farindo Investment Ltd yang berbasis di Mauritius. Setelah itu kepemilikan mayoritas Bank BCA beralih ke pengusaha rokok Djarum dari Kudus, Yakni Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.