International Labour Organization (ILO) mengestimasikan jumlah kesenjangan pekerjaan atau jobs gap di dunia dialami oleh 434,8 juta orang pada 2023.
Angka itu turun 5,6 juta orang dari 2022 yang sebesar 440,4 juta orang. ILO menyebut, kesenjangan pekerjaan memang telah membaik dalam beberapa tahun terakhir, terlebih setelah puncak pandemi pada 2020.
Kesenjangan pekerjaan pada 2020 tembus 499,5 juta orang. Sementara pada 2021 sebesar 476,4 juta orang.
Berdasarkan gendernya, perempuan lebih banyak mengalami kesenjangan pekerjaan daripada laki-laki. ILO memprediksikan ada 220,7 juta perempuan yang mengalami kesenjangan pekerjaan pada 2023, turun dari 2022 yang sebesar 223 juta orang.
Sementara kesenjangan pekerjaan pada laki-laki sebanyak 214,1 juta orang pada 2023, turun dari sebelumnya yang sebesar 217,5 juta orang pada 2022.
"Di semua kelompok pendapatan negara, kesenjangan pekerjaan yang dihadapi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki," tulis ILO dalam laporannya.
Namun, sambung ILO, perbedaan gender paling menonjol di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah. Kesenjangan pekerjaan perempuan dengan laki-laki bisa selisih hampir 7 poin persen.
Sementara di negara-negara berpendapatan menengah ke atas dan tinggi, tingkat kesenjangan pekerjaan perempuan dibandingkan laki-laki masing-masing selisih sebesar 3,0 dan 2,3 poin persentase pada 2023.
Adapun definisi jobs gap ILO adalah setiap orang yang menginginkan pekerjaan. Jobs gap merupakan indikator baru yang dikembangkan oleh organisasi ini.
"Angka ini memberikan gambaran yang lebih suram mengenai situasi perempuan di dunia kerja dibandingkan dengan angka pengangguran yang umum digunakan," tulis ILO.