Mayoritas Anak Muda Global Merasa AI Bikin Susah Dapat Kerja

Ketenagakerjaan

Lite

Akbar Ridwan 17/06/2025 19:00 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Pengaruh AI terhadap Kesempatan Mendapat Pekerjaan menurut Anak Muda Global (Maret-April 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Mayoritas Anak Muda Global Merasa AI Bikin Susah Dapat Kerja

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Pengaruh AI terhadap Kesempatan Mendapat Pekerjaan menurut Anak Muda Global (Maret-April 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut survei CFA Institute, 67% anak muda global berusia 18-25 tahun merasa teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan membuat mereka sulit mendapat pekerjaan.

Angka itu terdiri atas 17% responden yang merasa jauh lebih sulit dan 50% sedikit lebih sulit.

Kemudian 18% menilai AI tidak akan berdampak. Sedangkan hanya 15% yang merasa teknologi ini bisa memudahkan mereka mendapat kerja, terdiri atas 12% sedikit lebih mudah dan 3% jauh lebih mudah.

(Baca: Dalam Bidang Tertentu, AI Lebih Cerdas dari Manusia)

Mengomentari temuan ini, Direktur Senior Program Universitas CFA Institute, Peter Watkins, menilai mahasiswa sekarang sudah menyadari bahwa kesuksesan karier tidak semata-mata ditentukan oleh gelar sarjana.

"Mahasiswa masa kini secara proaktif berupaya membekali diri dengan keterampilan khusus, terutama AI, yang dengan cepat menjadi penting di sektor keuangan," kata Watkins dalam siaran pers (12/6/2025).

"Lulusan dengan literasi AI akan memiliki keuntungan yang signifikan, siap memanfaatkan teknologi ini untuk mencapai kesuksesan profesional dan pribadi yang lebih besar," katanya.

CFA Institute melakukan survei ini secara daring pada 28 Maret-22 April 2025, dengan melibatkan 9.023 responden berusia 18-25 tahun dari 11 negara.

Kriteria respondennya sedang menempuh pendidikan sarjana/lebih tinggi, atau sudah lulus sarjana/lebih tinggi dalam 3 tahun terakhir.

(Baca: Kekhawatiran Terbesar Anak Muda Global terkait Prospek Karier pada 2025)

Editor : Adi Ahdiat