Pemerintah menargetkan bauran energi sebesar 23% pada 2025. Demi mencapai target tersebut, pemerintah terus menggenjot penambahan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Pada 2021, pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit EBT sebesar 12 gigawatt (GW). Target tersebut meningkat 14% dibandingkan dengan realisasi pada 2020 yang mencapai 10,47 GW.
Adapun, pertumbuhan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1,71% pada 2020. Pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu upaya pengembangan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 145 MW sejak akhir 2020. Proyek tersebut diperkirakan selesai pada 2022 dan menjadi PLTS terapung paling besar di Asia Tenggara.
Selain itu, penambahan kapasitas pembangkit EBT melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso sebesar 66 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Merauke 3,5 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap 13,4 MW, serta Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Sion sebesar 12,1 MW.
Kementerian ESDM sendiri memperkirakan potensi EBT di Indonesia mencapai 417,8 GW. Potensi tersebut berasal dari arus laut samudera sebesar 17.9 GW, panas bumi 23,9 GW, bioenergi 32,6 GW, angin 60,6 GW, air 75 GW, dan matahari atau surya 207,8 GW.
(Baca: Berapa Potensi Energi Terbarukan di Indonesia?)