Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang kereta api di Indonesia mencapai 42 juta orang pada Februari 2025.
Angka ini mencakup penumpang kereta di Pulau Jawa dan nonJawa (Sumatra dan Sulawesi), termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh.
>
Jumlah penumpang kereta nasional pada Februari 2025 turun 3,04% dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Penurunan ini terjadi di semua rute kereta api.
Pada periode ini, penumpang terbanyak berasal dari pengguna kereta commuter Jabodetabek, yaitu mencapai 27,2 juta orang atau 64,72% dari total penumpang kereta nasional. Kendati terbesar, volumenya turun 1,16% (mtm).
Lalu penumpang kereta di Pulau Jawa nonJabodetabek turun 8,97% (mtm) menjadi 7,06 juta penumpang; di wilayah non-Jawa menyusut 9,70% (mtm) menjadi 543,8 ribu penumpang; dan kereta bandara turun 7,28% (mtm) menjadi 709 ribu penumpang.
Begitupun dengan penumpang MRT yang turun 1,63% (mtm) menjadi 3,47 juta penumpang; LRT turun 3,02% (mtm) menjadi 2,59 juta penumpang; dan kereta cepat Whoosh anjlok 10,24% (mtm) menjadi 476,6 ribu penumpang.
Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta nasional periode Januari-Februari 2025 mencapai 85,4 juta orang. Volumenya naik 10,77% dibanding periode sama tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc).
Peningkatan jumlah penumpang kumulatif terjadi pada seluruh rute kereta api. Rinciannya, penumpang kereta wilayah Jabodetabek naik 6,34% (ctc); Jawa non-Jabodetabek naik 9,51% (ctc); wilayah non-Jawa naik 9,07% (ctc); dan kereta bandara naik 20,61% (ctc).
Lalu penumpang MRT naik 22,39% (ctc); LRT melesat 59,24% (ctc); dan kereta cepat Whoosh tumbuh 23,36% (ctc).
(Baca: Ini 10 Rute Kereta Api Terpadat pada Mudik Lebaran 2025)