Pada awal Mei 2022 sejumlah pelaku usaha makanan di Jakarta mengkritik platform layanan pesan-antar makanan online GoFood.
Sejumlah pelaku usaha tersebut menganggap biaya komisi GoFood terlalu mahal sehingga membebani driver GoJek, mitra GoFood, serta konsumennya sendiri.
Kendati demikian, nampaknya ada banyak juga pihak yang merasa mendapat manfaat dari GoFood.
Menurut survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sebanyak 75% responden dari kalangan UMKM kuliner mitra GoFood merasa biaya komisi platform tersebut sepadan dengan layanannya.
Survei itu juga mencatat sebanyak 8 dari 10 UMKM mitra menganggap GoFood membantu menumbuhkan usaha mereka.
Jika dirinci lagi, sebanyak 76% responden menilai GoFood membantu mereka mengakses pelanggan atau pasar yang lebih luas.
Kemudian 74% menilai GoFood membantu pengiriman makanan, 63% membantu pengelolaan operasional lewat aplikasi GoBiz, dan 55% merasa terbantu oleh adanya subsidi promosi dari GoFood.
Survei ini dilakukan LD FEB UI terhadap 4.363 UMKM kuliner mitra GoFood yang tersebar di 21 kota pada Agustus 2021.
Pengumpulan data dilakukan secara online dengan pendekatan simple random sampling, margin kesalahan 2%, dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca Juga: Kapitalisasi Pasar GOTO Melorot 44% dalam Sebulan)