Hasil survei Annual Members Survey (AMS) 2024 dari Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menunjukkan, ada beberapa teknologi yang dibutuhkan pelaku industri keuangan digital atau financial technology (fintech).
Di antara teknologi itu, electronic know your customer (e-KYC) menjadi yang paling dibutuhkan oleh 64,1% responden pelaku fintech. Teknologi ini mampu mengidentifikasi dan memverifikasi nasabah secara elektronik dan diyakini bisa mencegah tindak penipuan serta penggelapan dana.
Selanjutnya ada infrastruktur cloud atau tempat memproses dan menyimpan data (60,3%), big data (48,9%), dan payment gateway (44,3%) juga merupakan teknologi yang diperlukan oleh sebagian besar anggota Aftech.
Aftech melihat, dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa pelaku fintech di Indonesia membutuhkan teknologi yang mendukung beberapa aspek penting.
Pertama, manajemen data yang efisien. Kedua, customer due diligence, yakni pengujian atau pembacaan pelanggan yang lebih baik. Ketiga, perluasan akses layanan keuangan.
Keempat, adanya pemanfaatan teknologi emerging seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan skalabilitas dan efisiensi operasionalnya.
Survei AMS 2024 ini dilakukan dari 16 April hingga 10 Mei 2024, melibatkan 131 anggota Aftech yang mencakup seluruh model bisnis yang ada di Aftech.
Berikut daftar lengkap tekonologi yang dibutuhkan pelaku industri fintech:
- e-KYC 64,1%
- Infrastruktur cloud 60,3%
- Big data 48,9%
- Payment gateway 44,3%
- Tanda tangan elektronik 42,8%
- Sistem berbasis AI 39,7%
- Penyimpanan data 28,2%
- Biometrik 26%
- Kode QR 19,1%
- Layanan berbasis lokasi 15,3%
- IoT (Internet of Things) 9,2%
- O2O (Online-to-Offline) 9,2%
- Blockchain 7,6%
- Lainnya 3,8%.
(Baca juga: AI Diandalkan dalam Operasional Perusahaan Fintech RI, Ini Jenisnya)