Data terbaru dari Nielsen Ad Intel menunjukkan, belanja iklan di wilayah Asia mencapai US$54,1 miliar atau Rp811,01 triliun (kurs Rp14.991/US$) pada 2022 atau meningkat 12% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka tersebut meliputi belanja periklanan di Thailand, Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, dan Taiwan.
Secara porsi, belanja iklan televisi masih mendominasi yakni mencapai US$36,3 miliar pada 2022. Disusul oleh belanja iklan digital sebesar US$9,2 miliar dan radio US$4,1 miliar.
Presiden Nielsen Asia (Komersial) Arnaud Frade mengatakan, belanja iklan pada 2022 didorong oleh iklan digital, yang tumbuh sebesar 64% dari tahun 2021. Lalu, diikuti oleh iklan luar ruangan yang tumbuh sebesar 19% dan televisi sebesar 6%.
“Seiring dengan kembalinya penonton ke bioskop, iklan bioskop juga pulih, tumbuh sebesar 131% (yoy),” ujar Frade dikutip dari siaran pers, Jumat (31/3/2023).
Di sisi lain, Frade mengatakan, belanja iklan pada segmen radio turun paling dalam yaitu mencapai 8% secara tahunan. Kemudian, belanja iklan pada segmen percetakan terkontraksi 0,11% (yoy).
Berdasarkan negaranya, Singapura memimpin peningkatan belanja iklan dengan pertumbuhan 10,17% (yoy) pada 2022. Thailand dan Malaysia menyusul dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 9,12% dan 8,05%. Sementara, Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,02% secara tahunan.
Adapun Frade mengatakan, meningkatnya belanja iklan wilayah Asia pada 2022 menunjukkan bahwa para pemasar mendukung iklan sebagai cara terbaik dan paling hemat biaya untuk menghubungkan merek dengan konsumen dan membuat mereka tetap terlibat.
“Hal yang juga ditunjukkan oleh angka-angka ini adalah bahwa para pemasar harus lebih cerdas dalam menginvestasikan uang iklan mereka, dengan memanfaatkan data terbaik, untuk mendapatkan keunggulan dalam persaingan dan memaksimalkan ROI (Return of Investment) mereka,” ujar Frade.
Sebagai informasi, Nielsen Ad Intel merupakan sumber data milik lembaga riset Nielsen terkait pengeluaran iklan lokal, nasional, dan internasional yang memungkinkan pengiklan, agensi, penerbit, maupun platform iklan untuk memantau aktivitas iklan di televisi, digital, audio, pencarian, sosial, percetakan, di luar rumah, dan bioskop.
(Baca: Media Digital Kuasai Pasar Iklan Global pada 2022)