Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), produk berkelanjutan atau sustainable product adalah komoditas barang/jasa yang memiliki manfaat jangka panjang untuk ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Namun, produk semacam ini tampaknya sulit diakses atau tidak diketahui keberadaannya oleh sebagian konsumen Indonesia.
(Baca: Banyak Konsumen Mau Bayar Lebih untuk Produk Berkelanjutan)
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC), pada 2021 ada 37,1% sampel konsumen Indonesia yang merasa tak pernah beli produk berkelanjutan.
Jika ditelisik alasannya, mayoritas responden itu merasa tak ada produk sustainable yang dijual di lingkungan sekitarnya (50,8%).
"Apakah ini benar atau tidak perlu diteliti lebih lanjut. Mungkin ada (produk berkelanjutan) di minimarket atau pasar sekitar rumahnya, tapi dia tidak tahu," kata panel ahli KIC Mulya Amri dalam paparan daringnya di YouTube Katadata Indonesia.
Kemudian ada yang tidak membeli karena kurang informasi, tidak paham, atau tidak tahu tentang produk berkelanjutan (44%).
Ada pula yang tidak beli karena harga produk mahal (18,7%), kesulitan atau kerepotan dalam mengecek produk (13,2%), atau merasa produk berkelanjutan tak ada bedanya dengan produk biasa (11,1%).
KIC menggelar survei ini secara online pada Juli-Agustus 2021 kepada 3.631 responden, kemudian mengerucut ke 1.346 responden yang merasa tak pernah beli produk berkelanjutan.
Responden tersebar secara nasional, dengan kriteria usia antara 17-60 tahun.
(Baca: Informasi tentang Produk Berkelanjutan Masih Minim di ASEAN)