Aksi boikot terhadap produk yang dinilai konsumen mendukung atau berafiliasi dengan Israel berimbas terhadap penjualan sejumlah kategori produk Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia.
Hasil riset terbaru Compas.co.id menunjukkan, produk kategori makanan dan minuman, kesehatan, serta kebutuhan ibu dan anak yang paling terdampak aksi tersebut. Sementara perawatan kecantikan merupakan kategori yang tidak terdampak dari aksi boikot produk Israel.
Riset Compas.co.id dilakukan di e-commerce menggunakan metode crawling pada periode 25 Oktober-7 November 2023 dan 8-21 November 2023. Tercatat, ada 96 merek FMCG multinasional yang masuk dalam daftar merek yang diboikot konsumen lantaran dinilai mendukung Israel.
Tim mendapati bahwa jumlah transaksi pada kategori makanan minuman mengalami penurunan sebanyak 12% dibanding periode yang sama sebelumnya. Hal ini juga terjadi pada kategori kesehatan yang mengalami penurunan jumlah transaksi sebanyak 15%.
Sementara, kategori paling terdampak aksi boikot produk Israel adalah kategori ibu dan bayi yang mengalami penurunan jumlah transaksi sebanyak 16%.
“Kami menemukan sebanyak 60 merek atau 62% di antaranya mengalami penurunan jumlah transaksi mencapai 240 ribu transaksi,” kata CEO Compas.co.id, Hanindia Narendrata (Drata) dalam siaran pers, Jumat (1/12/2023).
Di sisi lain, Drata melanjutkan, ada 36 brand lainnya atau sebesar 38% mendapatkan performa positif dari segi jumlah transaksi. “Kategori perawatan kecantikan justru mengalami peningkatan jumlah transaksi sebesar 7% dibanding periode sebelum boikot,” Drata.
Drata mengatakan, peningkatan jumlah transaksi terjadi pada kategori perawatan kecantikan dengan jumlah transaksi sebanyak 159 ribu transaksi. Hal ini, menurut dia, menunjukkan bahwa aksi boikot ini tidak berdampak pada kategori ini.
Drata juga merinci, aksi boikot ini memberikan kontribusi penurunan jumlah transaksi pada kategori ibu bayi sebesar 27,7 ribu transaksi, sedangkan pada kategori kesehatan terjadi penurunan jumlah transaksi sebesar 46 ribu transaksi dari periode sebelumnya.
Lalu dari kategori makanan minuman terjadi penurunan jumlah transaksi sebesar 46 ribu transaksi dari periode sebelumnya.
Menurut Drata, gerakan boikot ini cukup mempengaruhi preferensi produk, terutama terhadap merek-merek yang dinilai oleh konsumen mendukung atau memiliki keterkaitan dengan Israel.
(Baca: Sekitar 200 Perusahaan Dukung Israel, Mayoritas dari AS)