Proporsi golongan putih (golput) atau warga yang tidak mencoblos dalam Pilkada Jakarta diperkirakan naik pada 2024, hingga mencapai rekor tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Mengutip laporan Statistik Politik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, pada 2004 tingkat partisipasi pemilih Pilkada Jakarta mencapai 70%, sedangkan 30% sisanya golput.
Kemudian dalam Pilkada Jakarta 2007 tingkat partisipasi pemilih turun menjadi 65,41% dan golput naik menjadi 34,59%.
Lalu pada 2012 Pilkada Jakarta digelar dua putaran, dengan angka golput yang sedikit berkurang dari 35,4% pada putaran pertama, menjadi 33,2% pada putaran kedua.
Berikutnya, masih menurut laporan BPS, dalam Pilkada Jakarta 2017 angka golput turun menjadi sekitar 22%.
Adapun menurut lembaga riset Charta Politika, dalam Pilkada Jakarta 2024 angka golput diperkirakan naik lagi hingga sekitar 42%.
"Pertarungan hari ini menurun [partisipasi pemilih Pilkada Jakarta] 58,14%," kata peneliti Charta Politika Indonesia, Dadang Nurjaman, disiarkan Liputan6.com, Kamis (28/11/2024).
Hal serupa dinyatakan Ketua KPU Jakarta, Wahyu Dinata.
"Kami cari datanya dulu karena kami belum pegang datanya. Kalau sekilas kami monitoring kemarin, memang tingkat partisipasi di angka 50-60 persen. Mudah-mudahan tidak terlalu jauh dari yang kami dapatkan datanya," kata Wahyu, disiarkan Okezone.com, Kamis (28/11/2024).
(Baca: Quick Count 4 Lembaga Survei: Pramono-Rano Unggul di Pilgub Jakarta)