Litbang Kompas menggelar survei tentang kekhawatiran publik dalam masa kampanye Pilkada 2024.
Hasilnya, mayoritas atau 47,7% responden khawatir akan adanya praktik politik uang.
"Politik uang dengan berbagai modus bisa dikatakan selalu 'mengotori' proses demokrasi di Indonesia, baik dalam pemilu legislatif, pemilihan presiden, maupun kepala daerah," tulis tim Litbang Kompas dalam laporannya, Senin (14/10/2024).
Berikutnya ada 22,2% responden yang khawatir akan terjadi kerusuhan antar-pendukung pasangan calon.
Lalu 12,9% khawatir akan beredarnya kampanye hitam atau kampanye negatif, dan 8,6% khawatir akan terjadi polarisasi atau perpecahan politik.
Hanya ada 3,9% responden yang tidak mengkhawatirkan apapun, dan 4,7% tidak tahu.
Survei ini juga menemukan, mayoritas atau 65,5% responden menyatakan kampanye dalam bentuk apapun tidak akan mempengaruhi pilihannya.
Litbang Kompas melakukan survei ini terhadap 532 responden dari 38 provinsi Indonesia yang dipilih secara acak dan proporsional.
Pengambilan data dilakukan pada 23-25 September 2024 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,23% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Sosialisasi Pilkada 2024, Apa Kinerja KPU Sudah Baik?)