Laporan World Trade Organization (WTO), Global Trade Outlook and Statistics, mengungkap, ekspor layanan yang diberikan secara digital mencapai US$4,25 triliun pada 2023.
WTO menyebut nilai ekspor itu naik 9% dari tahun ke tahun dan menyumbang 13,8% dari ekspor barang dan jasa dunia.
Pada tahun lalu, nilai layanan secara digital ini—yang diperdagangkan melalui jaringan komputer dan mencakup banyak hal dari layanan profesional dan manajemen hingga streaming musik dan video, gim online, dan pendidikan jarak jauh—melampaui tingkat sebelum pandemi hingga lebih dari 50%.
"Tidak seperti perdagangan barang, yang turun pada 2023 secara global dan di semua wilayah, ekspor layanan yang disampaikan secara digital terus berkembang," tulis WTO dikutip pada Senin (9/12/2024).
Menurut komponennya, sektor dengan ekspor layanan secara digital terbesar adalah layanan komputer, sebanyak US$8,7 miliar atau dengan pangsa pasar 20,5%.
Kedua, layanan finansial sebesar US$6,8 miliar atau 16%. Ketiga adalah jasa terkait kekayaan intelektual sebesar US$4,6 miliar atau 10,9%.
Keempat, layanan asuransi, sebesar US$2,2 miliar atau 5,2%. Kelima disusul oleh layanan telekomunikasi sebesar US$1,1 miliar atau 2,6%.
Selanjutnya ada layanan audio-visual dan layanan pribadi, budaya, dan rekreasi lainnya sebesar US$900 juta (2,1%) dan layanan informasi sebesar US$600 juta (1,5%). Adapun layanan bisnis lainnya terhimpun sebesar US$17,5 miliar (41,2%).
WTO juga memaparkan, di Eropa dan Asia, dengan pangsa global masing-masing sebesar 52,4% dan 23,8%, ekspor meningkat sebesar 11% dan 9%. Pertumbuhan dipercepat di Afrika dan di Amerika Selatan dan Tengah serta Karibia, melebihi rata-rata global.
"Kedua wilayah tersebut, yang hanya membentuk 0,9% dan 1,6% dari ekspor global pada 2023, semakin memanfaatkan perdagangan jasa yang disampaikan secara digital," tulis WTO.
(Baca juga: 10 Negara Pemain Ekspor Terbesar Global 2023, China Juaranya)