Besi dan baja merupakan salah satu komoditas yang paling banyak diperdagangkan di seluruh dunia. Kedua komoditas itu muncul sebagai alternatif dari penggunaan besi tradisional standar karena memiliki fleksibilitas dan daya tahan yang lebih tinggi.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor besi dan baja nasional pada Januari-Desember 2021 mencapai US$ 21,47 miliar atau sekitar Rp 307,04 triliun.
Nilai itu melonjak hingga 90,26% dibandingkan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya, yaitu US$ 11,28 miliar atau sekitar Rp 161,3 triliun.
Sedangkan, ekspor besi dan baja Indonesia mencapai 14,08 miliar kg. Volume tersebut naik 52,46% dibandingkan ekspor pada periode sama tahun 2020 yang berjumlah 9,24 miliar kg.
Negara tujuan utama ekspor besi/baja Indonesia pada 2021 sebagai berikut:
- Tiongkok
Volume: 7.507.896.958 kg
Nilai: US$ 12.818.414.216
- Taiwan
Volume: 1.735.849.217 kg
Nilai: US$ 2.685.099.907
- Malaysia
Volume: 611.078.450 kg
Nilai: US$ 745.508.509
- Korea Selatan
Volume: 512.957.968 kg
Nilai: US$ 572.788.905
- India
Volume: 457.175.582 kg
Nilai: US$ 1.019.558.794
Beberapa daerah yang terkenal menjadi sentra produksi besi dan baja di Indonesia, antara lain Tanah Datar (Sumatera Barat), Cipatujuh (Jawa Barat), Kotabaru (Kalimantan Selatan), dan Kabupaten Bone (Sulawesi Selatan).
(Baca Selengkapnya: Ini Daftar Barang Impor Indonesia dari Rusia pada 2021)