Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor Jepang ke Indonesia naik-turun selama lima tahun terakhir.
Pada 2018, nilai impornya mencapai US$17,97 miliar. Setahun kemudian, nilainya menurun 12,85% menjadi US$15,66 miliar.
Capaian 2019 itu tak serendah 2020 yang hanya menyumbang US$10,67 miliar atau ambrol 31,86%. Penurunan nilai impor pada 2020 ditengarai pembatasan mobilitas, termasuk aktivitas perdagangan internasional, karena pandemi Covid-19.
Aktivitas perdagangan global perlahan bangkit pada 2020. Nilai impor Jepang ke Indonesia tercatat meningkat menjadi US$14,64 miliar.
Data impor tahunan terakhir pada 2022 menunjukkan, nilai impornya meningkat lagi menjadi US$17,17 miliar. Meski tergolong tinggi, nilai ini belum bisa melangkahi capaian pada 2018 lalu.
BPS menyebut, Jepang merupakan satu dari 10 negara mitra dagang atau pengimpor utama ke Indonesia pada 2021-2022. Negara lainnya yang masuk dalam barisan ini adalah Tiongkok, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Thailand, Australia, India, dan Arab Saudi.
BPS menambahkan, impor Indonesia dari Jepang masih didominasi oleh komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya dengan nilai US$3,49 miliar pada 2022. Komoditas ini naik 15,33% (year-on-year/yoy) dan memberikan peranan 20,32% dari total impor Jepang.
Komoditas di posisi kedua adalah kendaraan dan bagiannya senilai US$2,79 miliar atau naik 37,37% (yoy). Komoditas terbesar ketiga adalah besi dan baja senilai US$2,58 miliar.
(Baca juga: Masuk Barisan Tujuan Utama, Ini Tren Ekspor RI ke Jepang 5 Tahun Terakhir)