Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki berhasil tumbuh pada 2021 setelah sempat terpuruk di tahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp42,51 triliun pada 2021. Nilai tersebut porsinya sebesar 1,44% dari industri pengolahan nonmigas nasional.
Jika diukur menurut PDB atas dasar harga konstan (ADHK) industri ini tumbuh 7,75% menjadi Rp28,17 triliun pada 2021, dibanding tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sedalam 8,76% seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Pengolahan Non-Migas, Industri Alat Angkutan Tumbuh Tertinggi pada 2021)
Pertumbuhan sektor industri ini terjadi seiring dengan perekonomian domestik dan global yang mulai bergeliat lagi pada tahun lalu.
Hal tersebut selaras dengan menyempitnya kontraksi dari komponen konsumsi masyarakat untuk kebutuhan pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya menjadi 0,06% pada 2021, setelah mengalami kontraksi di tahun sebelumnya sedalam 4,21%.
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) ke industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tercatat tumbuh 77,41% secara tahunan menjadi US$700,4 juta pada 2021.
Penanaman modal asing (PMA) ke industri tersebut juga melonjak 126,87% menjadi US$485,5 juta.
Demikian pula nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tumbuh 30,97% menjadi US$7,1 miliar pada 2021, dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah US$5,42 miliar.
(Baca: Industri Pengolahan Sumbang 75,88% Ekspor Indonesia)