Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai US$19,65 miliar pada Juli 2023. Nilai tersebut naik tipis 1,62% (month-to-month/mom) dibandingkan Juni 2023 yang sebesar US$19,34 miliar.
Berdasarkan komoditasnya, bahan bakar mineral jadi penopang terbesar ekspor nonmigas Indonesia yang berkontribusi US$3,14miliar pada Juli 2023.
Meskipun jadi yang terbesar, nilai ekspor dari komoditas ini mengalami penyusutan paling besar yakni minus 6,93% dari bulan sebelumnya.
Kedua terbanyak adalah lemak dan minyak nabati atau hewani. Komoditas ini memiliki nilai ekspor sebesar US$2,72 miliar, minus 0,93% pada bulan lalu.
Ketiga, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yang berkontribusi senilai US$1,23 miliar. Nilai ekspornya tumbuh 6,67% pada Juli 2023.
Keempat, komoditas nikel dan barang daripadanya yang nilai ekspornya US$581,4 juta. Komoditas ini membukukan pertumbuhan paling besar dari komoditas lainnya, yaitu mencapai 43,29%.
Kelima disusul oleh berbagai produk kimia dengan nilai ekspor US$513 juta, yang tumbuh 11,14% secara bulanan.
Walaupun secara bulanan nilai ekspor nonmigas alami peningkatan, tetapi secara kumulatif pada periode Januari-Juli 2023, nilainya justru diproyeksikan anjlok 10,76%.
BPS mencatat, pada Januari-Juli 2022 nilai ekspor nonmigas nasional mencapai US$157,41 milliar. Lalu turun menjadi US$140,46 miliar pada periode yang sama tahun ini.
(Baca juga: Nikel Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Tiongkok pada Pertengahan 2023)