Bank Central Asia (BCA) membukukan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp11,5 triliun pada kuartal I 2023, meningkat 43% dibanding kuartal I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Dalam periode sama, total pendapatan bunga dan pendapatan syariah bersih BCA tumbuh 28% (yoy) menjadi Rp18,5 triliun.
Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, pertumbuhan kinerja keuangan BCA awal tahun ini didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara.
(Baca: BCA Cetak Rekor Laba pada 2022, Ini Pertumbuhannya 5 Tahun Terakhir)
Pada akhir kuartal I 2023 posisi penyaluran kredit BCA di segmen korporasi sudah tumbuh 11,7% (yoy) menjadi Rp320,5 triliun, diikuti kredit komersial dan UKM yang tumbuh 11,8% (yoy) menjadi Rp211,1 triliun.
Kemudian kredit pemilikan rumah (KPR) BCA tumbuh 11,6% (yoy) menjadi Rp109,6 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 15,2% (yoy) menjadi Rp47,9 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 16,2% (yoy) menjadi Rp14,0 triliun.
Dengan demikian, portofolio kredit konsumsi BCA naik 12,7% (yoy) menjadi Rp174,5 triliun, sementara total kreditnya naik 12,0% (yoy) menjadi Rp713,8 triliun per akhir kuartal I 2023.
“Secara umum, kami belum menaikkan suku bunga kredit untuk senantiasa menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar serta mendorong pemulihan perekonomian," kata Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/4/2023).
(Baca: Tiga Bulan Pertama 2023, Bank Mandiri Raih Laba Rp12,6 Triliun)