Perusahaan teknologi, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengantongi laba bersih sebesar Rp8,59 triliun pada periode semester i-2022.
Kinerja unicorn tersebut berbanding terbalik dari periode semester pertama di tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian bersih senilai Rp767,03 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba nilai investasi yang belum direalisasikan Bukalapak mencapai Rp9,79 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Dengan hasil investasi itu, unicorn ini mencatatkan laba operasional sebesar Rp8,6 triliun, pada semester I-2022. Nilai ini meningkat 1.209% dari periode yang sama tahun lalu, yakni rugi operasional sebesar Rp776,16 miliar.
Manajemen Bukalapak menyampaikan, keuntungan tersebut disebabkan oleh laba nilai investasi marked to market dari PT Allo Bank Tbk (BBHI). "(Laba diperoleh) terutama disebabkan oleh laba nilai investasi market to market dari PT Allo Bank Tbk," ujar manajemen Bukalapak, dikutip dari Kompas.com, Senin (1/8/2022).
Selain itu, Bukalapak juga membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,69 triliun pada semester I-2022. Nilai ini meningkat 95,94% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp863,62 miliar.
Beban pokok pendapatan Bukalapak juga tercatat meningkat, yakni dari Rp 118,05 miliar pada semester I-2021, menjadi Rp1,16 triliun pada semester pertama tahun ini. Kemudian, beban umum dan administrasi Bukalapak pada paruh pertama tahun ini meningkat, yakni dari Rp 659,1 miliar pada semester I-2021 menjadi Rp 1,32 triliun.
(Baca: Bukalapak Catat Laba Rp14,55 Triliun Setelah Rugi Sejak 2018)