Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 6,63 poin atau melemah 0,1% ke level 6.807,001 pada penutupan perdagangan Senin, 6 Maret 2023. Melemahnya indeks hari ini seiring pasar masih khawatir bahwa The Federal Reserve (The Fed) masih akan bersikap hawkish untuk menekan inflasi Amerika Serikat (AS).
"Meskipun pagi tadi IHSG menguat yang diperkirakan terpengaruh oleh pergerakan bursa global yang cenderung bergerak menguat. Namun, para investor diperkirakan masih khawatir dengan kebijakan moneter The Fed yang dipandang masih hawkish untuk menekan inflasi," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana dikutip dari Antara, Senin (6/3/2023).
Dari mancanegara, Herditya mengatakan, pada pekan ini pasar fokus pada rilis data cadangan devisa periode Februari 2023 yang diproyeksikan sebesar US$139 miliar atau turun dari Januari 2023 sebesar US$139,4 miliar.
Dari domestik, ia melanjutkan, pasar diprediksi akan fokus pada laporan data indeks keyakinan konsumen per Februari 2023 dan data survei penjualan eceran per Januari 2023 pada 8-9 Maret 2023 mendatang.
Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia (BEI), frekuensi perdagangan saham di bursa dalam negeri hari ini sebanyak 1,15 juta kali transaksi.
Total saham berpindah tangan mencapai 14,66 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp7,98 triliun.
Emiten berkode LFLO menjadi top loser setelah melemah 9,84%. Diikuti emiten DYAN dan BLTZ yang terkontraksi masing-masing 7%.
Adapun emiten top gainer hari ini adalah NZIA yang menguat 24,27%, diikuti PTMP dan LAJU yang menguat 19,17% dan 13,97%.
Mayoritas saham pada perdagangan hari ini pun ditutup melemah. Rinciannya 322 saham melemah, 313 saham stagnan, dan 216 saham menguat.
(Baca: IHSG Ditutup Melemah di Tengah Optimisme “Dovish” The Fed (Jumat, 3 Maret 2023))