Dinaikkannya rating utang luar negeri oleh lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor’s menjadi BBB- membuat Indonesia masuk ke level investment grade (layak investasi). Hal ini memicu turunnya persepsi risiko investasi di pasar finansial domestik. Data Bloomberg menunjukkan bahwa risiko gagal bayar (Credit Default Swap/CDS) obligasi Pemerintah Indonesia dengan tenor 5 tahun pada (19/5) langsung turun lebih dari 1.000 basis poin (bps) ke level 123,04 dari posisi sehari sebelumnya di 133,89.
Pada (25/5), CDS surat utang Indonesia sedikit naik ke level 124,84 yang berarti masih menunjukkan penurunan sebesar 230 bps dari posisi akhir April dan turun lebih dari 3.300 bps dari posisi akhir 2016, yaitu di level 157,9. Ekonomi Indonesia yang tumbuh sekitar 5 persen, terkendalinya inflasi, serta stabilnya nilai tukar rupiah mampu mendorong turunnya persepsi risiko investasi di Indonesia. Ditambah lagi dengan naiknya peringkat utang Indonesia dapat meningkatkan masuknya aliran dana asing serta dapat menurunkan biaya utang di Indonesia, baik untuk obligasi pemerintah maupun korporasi.