PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencetak laba bersih USD 200,3 juta pada 2022, kira-kira setara dengan Rp3,02 triliun (asumsi kurs Rp15.056 per USD).
Laba emiten pertambangan nikel ini konsisten meningkat sejak 2019. Adapun pada 2022 labanya tumbuh 19,8% (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.
Tahun ini INCO kembali masuk indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2023. LQ45 adalah daftar 45 emiten yang dipilih Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan kriteria tertentu, seperti memiliki kapitalisasi pasar besar serta likuiditas tinggi.
Pada Februari 2023 INCO juga baru saja meresmikan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan (smelter) nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bersama PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI).
"PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan, sementara PT BNSI adalah perusahaan yang didirikan oleh PT Vale dari patungan dengan mitranya, yang akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan," kata manajemen INCO dalam siaran persnya bulan lalu (10/2/2023).
Proyek smelter Morowali yang digarap INCO telah dinyatakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung program hilirisasi sumber daya alam, khususnya nikel.
Smelter tersebut akan dibangun menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang didukung sumber listrik dari gas alam, dan diproyeksikan bakal menjadi pabrik pengolahan nikel yang hemat energi serta ramah lingkungan.
"Pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini. Pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan PT Vale, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33% pada tahun 2030," kata manajemen INCO.
"PT Vale dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi 73 ribu ton per tahun. Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah," katanya lagi.
(Baca: Stok Bauksit dan Nikel RI Cukup untuk Produksi 100 Tahun Lebih)