Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 6.995,4 pada perdagangan Senin, 13 Juni 2022. Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2021, IHSG masih membukukan kenaikan sekitar 6,29% (year to date/ytd).
Capaian tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kinerja bursa regional, seperti terlihat pada grafik.
Bursa regional yang mengalami kenaikan hanya bursa Singapura, di mana indeks STI mengalami kenaikan 0,58% (ytd) sejak akhir 2021 sampai 13 Juni 2022. Sementara bursa regional lainnya mengalami penurunan.
Bursa Vietnam memimpin kejatuhan bursa saham regional, di mana indeks saham Vietnam (VN-Index) merosot 18,1% (ytd) dalam periode sama.
Diikuti bursa Amerika Serikat (Dow Jones) yang terkoreksi 16,02% (ytd), bursa Korea Selatan (KOSPI) turun 15,89% (ytd), dan bursa Tiongkok (Shanghai Composit) turun 10,56% (ytd).
Bursa saham regional lain yang mencatat penurunan sejak akhir 2021 sampai 13 Juni 2022 adalah bursa Hong Kong (Hang Seng) yang terkoreksi 9,96% (ytd), dan bursa Malaysia turun 6,63% (ytd).
Sementara bursa Jepang (Nikkei-225) merosot 6,27% (ytd), serta bursa Thailand (SET) turun 3,12% (ytd).
Indeks saham bursa regional mengalami penurunan karena adanya ketidakpastian ekonomi global. Hal ini salah satunya dipicu oleh spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat atau The Fed bakal menaikkan suku bunga acuannya secara agresif untuk meredam inflasi di negaranya.
Seperti diketahui, inflasi tahunan Amerika Serikat sudah mencapai 8,6% (year on year/yoy) pada Mei 2022. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam 4 dekade terakhir.
(Baca: 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi, Ada yang Tembus 200%)