Bank Indonesia (BI) melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) melaporkan, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah tercatat sebesar Rp15.840 pada penutupan perdagangan Rabu (6/11/2024).
Nilai itu melemah 0,46% dari harga tukar sebelumnya, Selasa (5/11/2024) yang sebesar Rp15.766.
Selama sepekan rupiah cenderung lemah atau harga dolar yang justru naik, seperti terlihat pada grafik.
Penguatan rupiah sempat terjadi pada penutupan perdagangan Kamis (31/10/2024) sebesar Rp15.705 dari sebelumnya Rabu (30/1/2024) yang sebesar Rp15.732.
Melansir Antara, Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan, kondisi pelemahan rupiah itu merupakan buntut dari hasil Pilpres AS 2024 yang dimenangkan oleh Donald Trump. Rully memprediksi ini sebelum Trump dinyatakan menang dengan mengoleksi lebih dari 270 electoral college.
“Perkiraan hasil Pilpres AS akan dimenangkan oleh Donald trump, kemungkinan akan berdampak negatif bagi emerging market termasuk Indonesia karena dolar AS akan semakin kuat dengan kebijakan Trump yang proteksionis,” kata Rully saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Rully menambahkan, lain hal bila Kamala Harris menang dalam Pilpres AS, terdapat risiko di antaranya pemerintah AS akan terus menyerap dolar AS melalui penerbitan obligasi negara karena belanja sosial yang akan semakin tinggi.
Senada dengan Rully, ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, dolar AS saat ini menguat karena pasar merespons hasil awal pemilu AS. Selain itu, selera risiko tetap rendah yang dipengaruhi oleh prospek pemangkasan suku bunga bank sentral the Federal Reserve yang tidak terlalu agresif.
(Baca juga: Relasi Dagang Meksiko Paling Berisiko Bila Trump Terpilih Jadi Presiden AS)
Donald Trump menang Pilpres AS 2024
Donald J. Trump dari Partai Republik kembali memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.
Berdasarkan data Associated Press (AP) News dan indeks Google, Trump memperoleh 295 electoral college pada Rabu waktu setempat (5/11/2024) atau pada Kamis pukul 07.30 WIB (7/11/2024). Trump memenuhi ambang batas pemilihan presiden dengan mengantongi lebih dari 270 dari 538 electoral college.
Jumlah suara untuk Trump terhimpun lebih dari 72,3 juta suara atau 50,9% dari total suara rakyat di seluruh negara bagian AS.
Lawan terkuatnya, Kamala Harris dari Partai Demokrat, jauh tertinggal dengan koleksi 226 electoral college. Adapun suara untuk Harris 67,57 juta atau 47,6%.
Adapun kandidat lainnya terhimpun 0 electoral college dengan perolehan suara yang memang sangat kecil.
(Baca juga: Donald Trump Menang Pilpres AS 2024)
Kandidat itu di antaranya Gill Stein dari Partai Hijau sebesar 634,6 ribu suara (0,4%); Robbert Kennedy dari independen 608,12 ribu suara (0,4%); Chase Oliver dari Partai Libertarian sebesar 571,31,26 ribu suara (0,4%). Kandidat lainnya terhimpun sebanyak 322,29 ribu suara (0,2%).
Partai Republik juga tampak unggul di pemilihan lainnya. Rinciannya, pemilihan Senate sebesar 52 kursi berbanding 44 dari Partai Demokrat; House sebesar 205 berbanding dengan 190 dari Demokrat; Governor sebesar 27 berbanding 23 dari Demokrat.
Diketahui, sistem pemilu di AS menggunakan electoral college. Melansir CNBC Indonesia, pemilih di setiap negara bagian memilih perwakilan atau elektor berdasarkan hasil pemilu di negara tersebut. Ini yang membedakan dengan pemilu di Indonesia yang menghitung setiap suara masuk ke calon presiden. Di AS, suara yang dihitung tetap melalui electoral college.
Setelah hari pemilihan yang dilangsungkan kemarin, pemungutan suara resmi electoral college bakal berlangsung pada Desember 2024 dengan mempertemukan para elektor di negara bagian masing-masing. Selanjutnya penghitungan suara pada Januari 2025, jika tak ada masalah, hasilnya akan sama persis seperti perhitungan cepat kemarin.
(Baca juga: Tunggu Hasil Pilpres AS, IHSG Ditutup Melemah (Rabu, 6 November 2024))