PT Perusahaan Gas Negara/PGN mengeruk laba bersih hingga US$186,6 juta atau senilai Rp2,87 triliun (asumsi kurs Rp15.412 per US$) pada semester I 2024.
Merujuk laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu tumbuh 28,4% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar US$145,32 juta atau Rp2,23 triliun pada semester I 2023.
Anak Pertamina ini juga mengantongi pendapatan sebesar US$1,83 miliar atau Rp28,34 triliun, tumbuh 3,12% (yoy) dari semester I 2023 yang sebesar US$1,78 miliar atau Rp27,48 triliun.
Direktur Utama PGN Arief S Handoko mengatakan laba bersih itu diperoleh tak hanya dari pendapatan konsolidasi, tetapi juga laba operasi US$293,2 juta (Rp4,51 triliun) dan EBITDA US$578,1 juta (Rp8,9 triliun).
"Segmen pendapatan baru yaitu LNG trading menyumbang peningkatan pendapatan semester I 2024 sebesar US$93,7 juta [Rp1,44 triliun]," kata Arief, Selasa (27/8/2024).
Selain itu, kinerja pendorong lainnya adalah kenaikan pendapatan transmisi gas sebesar US$14,4 juta (Rp221,93 miliar) dan transmisi minyak US$0,9 juta (Rp13,87 miliar). Secara kinerja operasi, penyaluran volume niaga gas bumi tercatat 841 BBTUD dan transmisi 1.479 MMSCFD. Kemudian, lanjut Arief, untuk kinerja dari beberapa anak perusahaan/afiliasi yang turut berkontribusi di antaranya adalah lifting migas sebesar 3,9 MMBOE, proses LPG 19 ribu ton, dan transmisi minyak bumi 27,4 MMBOE.
Pada bisnis LNG, pencapaiannya adalah volume penyaluran terminal usage agreement (TUA) 65 BBTUD, regasifikasi 133 BBTUD, dan LNG trading 50 BBTUD. Khusus untuk LNG trading merupakan pencapaian baru yang mulai berjalan sejak 2024.
"Pencapaian ini merupakan realisasi upaya kami untuk secara berimbang menyediakan layanan gas bumi bagi pelanggan dengan tetap menjaga keandalan dan keamanan operasional serta memberikan value yang terbaik bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan terkait," ujarnya.
Ia menambahkan dalam kondisi yang cukup menantang periode ini, penyediaan pasokan, trading gas LNG, pelunasan obligasi dan restrukturisasi pinjaman dengan suku bunga yang lebih kompetitif menjadi pendekatan dan jawaban atas dinamika bisnis yang sedang berjalan.
Pada semester I 2024, PGN berhasil mengoptimalkan pemanfaatan gas domestik melalui penyaluran satu kargo LNG dari Tangguh atau sekitar 3.000 BBTU. Untuk jumlah pelanggan yang dilayani PGN, tercatat pada akhir semester I 2024 adalah sebanyak 3.154 sektor industri dan komersial, 2.017 pelanggan kecil, dan 816.063 pelanggan rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah operasi PGN.
Kini aset emiten berkode PGAS itu sebesar US$6,14 miliar (Rp94,72 triliun) pada Juni 2024. Aset itu turun 6.86% dari Desember 2023 yang sebesar US$ 6,59 miliar (Rp101,7 triliun). Adapun liabilitas sebesar US$949,4 juta (Rp14,63 triliun) dan ekuitas US$1,46 miliar (Rp22,53 triliun).
(Baca Katadata: Laba Bersih PGN Semester I Melonjak 28% Capai US$ 186 Juta)