PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencetak laba bersih Rp1,84 triliun pada 2022.
Capaian itu tumbuh 3% dibanding 2021 (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir, meskipun selisihnya tipis.
Pertumbuhan laba INTP pada 2022 sejalan dengan pendapatan perusahaannya yang meningkat 10,5% (yoy) menjadi Rp16,3 triliun, terutama karena ditopang kenaikan harga semen.
"Harga retail semen telah meningkat lebih dari 30% sejak awal kuartal IV 2021, sebagai akibat dari tingginya kenaikan biaya energi yang dialami para produsen semen," kata manajemen INTP dalam presentasi paparan publiknya, Kamis (30/3/2023).
"Kenaikan harga yang terjadi sebanyak tiga kali pada tahun 2022 (Maret, Juni, September) meningkatkan pendapatan neto, meski volume penjualan keseluruhan turun," lanjutnya.
Pada 2022 volume penjualan semen Indocement di pasar domestik turun 1,6% (yoy) menjadi 17,28 juta ton, kemudian penjualan ekspornya turun 23,8% (yoy) menjadi 306 ribu ton.
Dalam periode sama, liabilitas atau utang jangka pendek INTP naik 3,8% (yoy) menjadi Rp4,8 triliun, dan utang jangka panjangnya naik 51,6% (yoy) menjadi Rp1,3 triliun.
Peningkatan utang itu didorong oleh ekspansi perusahaan ke luar Pulau Jawa.
Kemudian pada 2022 total ekuitas Indocement turun 5,1% (yoy) menjadi Rp19,6 triliun, dan total asetnya turun 1,6% (yoy) menjadi Rp25,7 triliun.
Di luar catatan keuangan tersebut, tahun ini Indocement masih bertahan di indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023.
LQ45 adalah daftar 45 emiten terpilih versi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang performanya dinilai baik berdasarkan kriteria tertentu, seperti memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi.
(Baca: Ini Saham Bank LQ45 Paling Bersinar Tahun 2022)