Bank Negara Indonesia (BNI) membukukan pendapatan bunga dan pendapatan syariah bersih sebesar Rp10,4 triliun pada kuartal I 2023, meningkat 12,7% dibanding kuartal I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Seiring dengan itu, laba bersih BNI yang diatribusikan ke pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 juga tumbuh 31,8% (yoy) menjadi Rp5,2 triliiun.
"Kami bersyukur kinerja kuartal I 2023 ini dapat diawali dengan baik, yang tentunya akan membuat kami semakin optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya," kata Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati dalam siaran persnya (18/4/2023).
(Baca: Rekor, Laba Bersih BNI Naik Jadi Rp18,31 Triliun pada 2022)
Pada kuartal pertama tahun ini penyaluran kredit BNI di segmen korporasi swasta tumbuh 21,2% (yoy) menjadi Rp234 triliun, kredit segmen enterprise tumbuh 13,2% (yoy) menjadi Rp52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tumbuh 7,8% (yoy) menjadi Rp50,1 triliun.
Kemudian kredit segmen consumer BNI secara keseluruhan tumbuh 11,9% (yoy) menjadi Rp113,4 triliun.
Kredit konsumsi itu terutama ditopang segmen personal loan yang naik 19,2% (yoy) menjadi Rp44,5 triliun, dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 8% (yoy) menjadi Rp54,5 triliun.
Debitur BNI yang terdampak pandemi juga terus mengalami pemulihan. Hal ini terlihat dari portofolio restrukturisasi kredit Covid-19 BNI yang tersisa Rp45,8 triliun pada akhir kuartal I 2023.
Angka tersebut setara dengan 7,3% dari total kredit, berkurang signifikan dibanding kuartal I 2022 yang porsinya masih 12% dari total kredit.
"Kami tentunya sangat bersyukur bahwa portofolio kredit restrukturisasi terdampak pandemi terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih," kata Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati.
(Baca: Ini Bank BUMN dengan Aset Terbesar pada 2022)